Saturday 24 December 2016

Reog Cahaya Budaya feat XII IPS 3 SMA N 1 Ngunut

Oleh: Miarefa

Diesnatalis siapa sih yang tidak tau acara ini,semua orang pasti tahu.Diesnatalis tahun ini kami mendapatkan tawaran dari wali kelas untuk menampilkan seni tradisional Reog ponorogo. Awalnya aku sedikit ragu menerima tawaran itu.Kenapa? Karena kami yang sifatnya masih kayak ABG pada umumnya pasti sulit untuk mengikuti pelatihan.

Denger-denger pelatih dari sanggar yang on time dan disiplin. Keraguan ini semakin menjadi tidak yakin kalau kami mau menerima tawaran itu dan seni tradisioanl itu pasti sulit dipelajari kalo tidak sungguh-sungguh. Alhmdulillah kami mau menerima tawaran itu,yaa ini jalan satu-satunyanya dari pada terus berdebat tentang pensi.

Hari pertama latihan saat itu dilaksanakan pada hari jum.at sore. Kami berkumpul di halaman Masjid beserta pelatih reog. Ketika perkenalan ada satu orang yang aku curigai klo dia galak,sudah terlihat dari raut mukanya dan alisnya yang tebal sperti Sincan.Namanya Pristiyono kami memanggilnya mas Pris.Meski terlihat galak ternyata orangnya asyik. 

Setelah perkenalan kami melakukan pemanasan untuk memulaia pelatihan awal.Ini pelatihan hanya permulaan saja tapi rasanya sulit udah badan kaku kaya kayu tapi ngikut aja apa yang mereka suruh.Pulang dari latihan badan rasanya seperti tertusuk duri, Tapi itu hanya diawal latihan saja karena belum terbiasa menari. Hari kedua aku tidak ikut menari. Aku ikut bagian vokal atau istilah kerennya sinden. Sekilas terfikirkan menyanyi itu mudah dari pada menari menurutku. 

Latihan dilakukan setiap hari jum.at dan minggu. Latihn tidak selalu diruang karawitn terkadang disanggar dan dilapangan karena selain medannya yang sempit,Kami jug harus berbagi waktu dengan kelas ipa 3 dan anak-anak karawitan.

Latihan tidak berjln sesuai rencana, sebenarnya sudah ada peraturan diawal pertemuan bhwa yang tidak mengikuti latihan didenda, tapi masih saja ada yang beralasn tidak masuk. Ditegur berkali-kali jawab iya iya jnjih gak kepanggih, eh masih saja melanggar.Tidak hanya sekali atau dua kali tapi lebih. Mungkin bagi mereka denda itu mudah. Hal itu yang membuat walikelas kami kecewa dan meragukan XII IPS 3 tapi kami berusaha meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan beliau.

Meski sedikit ada konflik dan debat dengan teman lain kami mncoba untuk bersatu. Apa yang dikatakan wali kelas kami ternyata benar pelatih kami benar-benar orang yang disiplin dan tepat waktu, Hujan saja mereka tetap datang dan berusaha meyakinkan kami bahwa kami bisa sepertinya. Mereka tidak peduli hujan panas mereka tetap tulus datang melatih kami.Kami malu karena ibarat kata tuan rumah tetapi tidak menyediakan minuman segelaspun mereka masih bersedia bertamu dan memberi ilmu.

Untuk menambah pengalaman aku dan beberapa teman smpai mau jauh-jauh berlatih ke desa pelatih Pulosari. Malam yang dinginpun kami abaikan untuk pergi latihan.Hampir hari H ada masalah ketika bermusyawarah dengan kelas lain yang tidak memperbolehkan pelatih ikut serta dlm kegiatan.Masalahnya kelasku membutuhkan pelatih ikut serta dalam kegiatan karena kami membutuhkn peserta yang banyak. 

Ketika itu pelatih yang bertugs sebagai klono sewandono diganti dari kelasku.Tetapi tidak ada yg mau menjadi klono.Untung saja Rio yang awalnya menjadi warok mau menjadi klono, Ragu sih awalnya sama dia, Masa cowok lembek bisa menjadi klono yang segagah itu.

Untuk mematangkan pelatihn kami selama ini sekaligus menguji mental kami, kami diajak pelatih untuk latihan disanggarnya. Tidak hanya disanggarnya tanpa pelatih biasanya dikelas kami juga latihan sendiri.Tapi masalahnya adalah klono yakin kah dia nanti mmpu menari segagah klono sedngkn dia mls latihn?. 

saat pementasan 

Hari H rasanya jantung ini mau copot melihat tampilan kelas lain yang bagus. Apa lagi rival kita mereka menampilkan cukup apik. Giliran XII Ips 3 masih belum percaya klo kita tampil rasanya seperti mimpi.Perjuangan kami selama ini tidak sia-sia meski banyak pro dan kontra selama ini tapi mereka hebat karena mampu menguasai panggung. Meski kami tidak menang, karena kami menjadi eksbisi meski demikian kami merasa senang karena telah ikut berpartisipasi dan menmpilkn yang terbaik.

Terimakasih untuk para pelatih yang sudh mau berbagi ilmu kepada kami.



paska pementasan foto dengan kru yang terlibat