Thursday 30 June 2016

Baledesaku Baleseniku #2

Setelah acara Baledesaku Baleseniku #1 selesai. Kami memutuskan untuk meneruskan ide pentas setiap bulan. Nanang terpilih menjadi ketua panitia untuk acara Baledesaku Baleseniku #2. kekuatan segera di susun.

Untuk acara bulan ke 2 kami menawarkan beberapa konsep, mulai dari calung caruk, tari kucingan, leang leong dan bujang ganong. ternyata ide kami tidak semulus pahanya artis FTV. kendala langsung muncul, ternyata disaat yang bersamaan ada pentas 1000 barongan di Tulungagung sehingga kami gagal mewujudkan tari kucingan.  untungnya saat itu SMP N 3 Ngunut akan mengikuti lomba tari di STKIP Tulungagung. kebetulan kami yang mendampingi sehingga untuk acara bulan ke 2 ini kami menerima bantuan dari SMP N 3 Ngunut sekaligus untuk gladi bersih.

ternyata, kendala tidak hanya sampai di situ, masalah muncul lagi, kali ini dari pihak kepolisian. yap. betul, ternyata kami tidak memperoleh ijin padahal acara sudah sangat mepet. H-1 kami memutuskan untuk tetap maju.

Acara dimulai dengan penampilah tari klono sewandono oleh Haris. kemudian disambung oleh penampilan dari SMP N 3 Ngunut. diantara penampilan tersebut, Haris, fonky dan Brian unjuk kebolehan dalam bersalto. oke, mereka adalah bujangganong dari grup reog Cahaya Budaya. sayangnya si Fajar tidak unjuk kebolehan dalam salto.









Lha terus Leang leongnya kemana? ternyata di hari H, Leang leong yang datang cuma kepala dan ekor. sedangkan badannya entah dimana. akhirnya kita tunda untuk pertunjukan leang leong. Puncak acarapun dimulai calung batle dari Surapuri Pulosari dengan CSW dari LK 10 ngunut. Kedua grup saling beradu kebolehan lewat lagu yang dibawakan oleh masing-masing. setiap grup menampilkan 5 lagu secara bergantian. lagu penutup Getuk, dimainkan dengan spontanitas kolaborasi.

setelah lagu terakhir, tidak lupa kami foto-foto dan makan bersama. terima kasih SMP N 3 Ngunut, CSW Lk 10 dan semua yang terlibat dalam acara Baledesaku Baleseniku #2.

sampai Jumpa di acara Balaidesaku Baleseniku #3

Sunday 12 June 2016

Baledesaku Baleseniku #1

Ide awalnya sederhana kita perlu nambah pengalaman pentas, mungkin efek dari melihat hari tari dunia tahun 2015 di Solo. Saat itu kita sempat melihat pementasan di SMKI Surakarta. 29 (songolikuran), tiap bulan mereka pentas di pendopo sekolahan. Ternyata ada acara sebelumnya kalau g salah 26 (nemlikuran) terus 27 (pitulikularan).

Pemikiran ini mengendap sekitar 1 tahun, hanya sebatas wacana. Hingga suatu saat kita sepakat untuk memulainya tanggal 23 April kita harus bisa mewujudkan pementasan di Balaidesa Pulosari kecamatan Ngunut. Saat itu ternyata Adi telo yang ketiban sampur jadi ketua panitia.

Sebelum pementasan ini kami perlu mencari tambahan amunisi baik terkait pendanaan, konsep juga kemantapan hati. Oke, akhirnya kita selama seminggu mencari info sebanyak-banyaknya tentang acara yang akan digelar. Sebenarnya acara ini inginnya minggu pertama tiap awal bulan, namun ada pertimbangan yang akhirnya kita sepakat tiap malam minggu, minggu ke 3 (telu).

Saat itu saya mencari info ke mas Aziz di Ponorogo, kebetulan kita dulu pernah ngerjakan proyek pembuatan film bareng. Mas Aziz sutradaranya, saya tukang bawa tas, klop kan??. kita ngobrol di salah satu warkop di Ponorogo. Ternyata mas Aziz pernah membikin acara yang hampir sama, festival bulan Thok (bulan purnama bahasa sunda).
Godaan akan muncul menginjak acara ke 3, saat itu kita sudah mulai kehabisan dana. Namun bila itu terlewati akan muncul lagi godaan di bulan ke 6 dimana idealis kita akan tertantang dengan kapitalis. Akan ada godaan uang lagi, bukan kekurangan namun bisa lebih malah.
Saya hanya bisa manggut-manggut dan tidak lupa mengetik apa-apa yang perlu saya diskusikan nanti di rumah.

Obrolan bertambah panjang, hingga muncul nama Baledesaku Baleseniku dari mulut mas Aziz. Nama itu yang akhirnya kita sepakati untuk digunakan. Dan sayapun sudah meminta ijin kepada empunya. Banyak ide pementasan yang mungkin bisa kita tampilkan.

 Grup Calung Surapuri yang ikut memeriahkan suasana

 Mbak-Mbak nya ikut nyanyi

 Mc nya, Mas Bon dan Mas kelig dari kediri

 Bujangganong

 Jathilan

Klini Sewandini (karena kecil)

Sepulangnya dari Ponorogo kita berkumpul dan membahas hal-hal apa yang perlu dipersiapkan. Dan ide apa yang diperoleh setelah pengembaraan. Akhirnya kita memutuskan untuk pentas perdana tanggal 23 April 2016 bertempat di Balai Desa. Talent yang ditampilkan, yang pertama calung, dilanjutkan dengan pementasan Reog Ponorogo. Pemilihan ini didasari pada calung dan reog pemainnya sebagian besar adalah panitia juga sehingga lebih mudah pengkondisian dan pendanaan hehe.

dadak merak

Setelah memperoleh ijin dari kepala desa kita melanjutkan pemberitahuan ke Polsek Ngunut. Saat itu kita memperoleh bantuan dana dari Desa sebesar Rp 500.000,- sedangkan kebutuhan kita lebih dari itu. Untuk menutup kekurangan, kami meminta bantuan kepada warga yang peduli dan Alhamdulillah kita bisa menutup kekurangan tersebut.


Terima kasih semua, perangkat desa, warga, pengisi acara, panitia dan semua pihak yang membantu, anda semua Hebat.

Sampai jumpa pada acara Baledesaku Baleseniku #2 di bulan selanjutnya.