Monday 25 April 2016

Peringatan Kartini di SMA N 1 Ngunut

oleh: elok

Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari perempuan-nya Indonesia kali ya.. hm saya yakin kalau kalian pasti sudah tau dan kenal siapa Kartini itu. Tapi kalau memang belum kenal, ya silahkan kenalan dulu. Perlu diingatkan kenalan itu ndak dosa. Jadi para jomblo nggk perlu khawatir, banyak kenalan sama orang siapa tau ada yg jodoh. Kalau sudah banyak kenalan tapi ndak ada yg jodoh, berarti yo wis nasibmu ngenes mblo!

Seperti biasa, setiap tgl 21 April sekolahku ̶̶ SMAN 1 Ngunut. selalu memperingati Hari Kartini dan mengadakan lomba-lomba untuk menyemaraki peringatan tsb. Tahun ini ada 3 lomba, yaitu Fashion Show ̶̶ lomba yg selalu ada setiap tahun. Melukis batik, dan lomba memasak.
Seminggu sebelum hari-H, setiap kelas pasti sibuk memilih perwakilannya untuk ikut lomba2 itu. Kelasku pun juga sibuk memilih anak-anak manusia untuk diberi jabatan sebagai perwakilan kelas. Tidak ada masalah ketika pemilihan untuk lomba memasak dan melukis batik. Tapi semua berubah ketika pemilihan perwakilan untuk lomba Fashion Show menyerang!

Tiba-tiba semua anak manusia ini kehilangan kesadaran diri alias pingsan dan pura-pura mati. 33 manusia jahanam ini nggak ada yg mau disuruh naik panggung dan merepotkan diri ̶ termasuk saya, karena tahun kemarin saya sudah merasakan betapa repotnya ikut Fashion Show tsb. Jadi untuk tahun ini, maaf saja tidak terimakasih. saya nggak mau.

Jalan satu-satunya dgn mengatas namakan keadilan, kelasku menggunakan cara klise yang membuat jantung setiap anak berdegup. karena dengan cara ini setiap anak punya peluang untuk terpilih. Apalagi kalau bukan “kopyokan”. Bak arisan nama kami satu persatu ditulis dikertas dan dimasukan kotak ̶̶ kotak amal, karena waktu itu hari jum’at kami memilih memanfaatkan kotak yg tersedia. Bedanya kalau arisan saya pasti pingin nama saya yg keluar, tapi kalau waktu itu amit-amit deh jangan sampe…

Keadaan yg mencekam terjadi beberapa detik setelah semua nama masuk ̶̶ Fyi, kami melakukan 2 kali pengocokan untuk memilih perwakilan cewek dan cowok secara terpisah. ternyata yang keluar adalah jeng..jengg…. ketua kelas membuka daaaan, IFA! Yeeeyyyyyyy semua bersorak gembira kecuali Ifa tentu saja. Dia sedang asik meratapi nasibnya. perwakilan cowok adalah abang Roma a.k.a Romadhon, dan sepertinya abang Roma “nrima ing pandum”, karena dia terlihat pasrah.

2 hari berlalu stlh pemilihan, Ifa masih merengek minta digantikan dan tentu saja tidak ada yang mau meggantikannya. Sungguh tragis nasibmu Fa! Lagi pula kamu harus sportif hiyaaaaa. Dia juga smpat merengek ke saya, tapi spt yg saya ktakn tadi saya nggk mau. Lagi Pula saya sudah di booking sama Pak Sis untuk acara peresmian gedung kesenian dan ekstra karawitan yang bertepatan dengan peringatn hari kartini itu. Fyi again, di sekolahku baru dibangun gedung kesenian dan baru ada ekstra karawitan, kebetulan saya ikut ekstra tsb, em dan Pak Sis adalah coordinator ekskul karawitan.

ifa terus saja merengek dan mengancam tidak masuk sekolah saat hari-H, ah kamu benar2 pengecut fa, maaf saja tapi kenyataannya memang spt itu. Akhirnya kami mengadakan pemilihan ulang kedua kalinya, calon terpilih tidak setuju, pemilihan ketiga calon juga tidak setuju. Untuk apa diadakan kopyokan apabila semua yg terpilih punya hak untuk menolak ha? Nggak ada gunanya! Cuma buang2 waktu. bahkan smpat akan terjadi KKN, tapi untuk terlihat adil maka dipakailah kopyokan dan cara kopyokan hanya sebatas formalitas karena kedua calon sudah ditentukan. Saya kasian sama kedua anak yg akan terpilih secara tidak adil itu. Untunglah hal tsb tidak jadi dilaksanakan.



Akhirnya sebelum kami melakukan pemilihan keempat, ketua kelas mengeluarkan ultimatum, siapun yang terpilih tidak boleh menolak. Apabila menolak silahkan membayar denda kelas ke pihak sekolah sebesar Rp 500.000,-. Perlu diketahui lomba2 diatas hukumnya wajib.

Ya sepertinya ultimatum tsb bekerja, pengocokan keempat yang terpilih adalah Kartika Riza a.k.a Seho dan (sekali lagi) bang Roma. Ya mungkin memang sudah nasib mu Rom jadi perwakilan kelas untuk lomba ini.
Pada hari-H semua berjalan lancar. Perayaan di buka dengan upacara dan dilanjutkan lomba2. Lomba diadakan di lapangan tengah SMAN 1 NGUNUT. Sayangnya saya ndak mengikuti acara tsb secara keseluruhan, karena saya harus menunaikan tugas sebagai anak manusia yg mengikuti ekskul karawitan tadi.

Anyway, Selamat Hari Kartini untuk seluruh wanita Indonesia!


Saturday 2 April 2016

Pemuda dan Karang Taruna

Oleh: Ebrin

Minggu lalu kami bertemu Pak Tomo dan Bu Mentri di Balai Desa, kami ngobrol cantik untuk membahas tentang kegiatan pemuda yang ingin mengadakan pentas seni setiap bulan di Balai Desa Pulosari (tulisan bisa dilihat disini). Hasil dari perbincangan tersebut masih akan dirapatkan oleh pihak perangkat desa.

Pemuda di sini memiliki kegiatan lumayan banyak dibanding yang lain, khususnya berkaitan dengan seni, misal saja kami punya grub reyog ponorogo (latihan tiap senin dan rabu malam) ,musik calung (latihan hampir tiap sore), dan karawitan. Khusus musik karawitan ada dua tempat untuk kami gunakan sebagai tempat latihan, pertama ada dibarat rumah saya, tepatnya di rumah mbah Jum pada hari Jumat malam dan kedua di desa Ngunut warkop mbah Raji pada Selasa Malam. Tujuannya jelas agar lebih mengenal dasar dasar musik karawitan, bermain karawitan dibutuhkan waktu yang lama  dan latihan yang istiqomah agar bisa mencapai tahap mahir. Kebetulan ketua sanggar disana adalah Pak Tomo (bayan pulosari) kami cukup akrab dengan beliau. Nampaknya beliau senang melihat anak muda seperti kami yang peduli dengan kebudayaan sendiri.

Beberapa kali kami berlatih karawitan ditemani Pak Tomo, beliau mengarahkan bagaimana bermain karawitan yang benar. Sesudah latihan biasanya kami ngopi dulu bersama bapak pengurus sanggar guna evaluasi. Saat itu kami sebangku dengan Pak Tomo. Tiba-tiba mas Pris bertanya kepada beliau. "Gimana pak tindak lanjut tentang rencana kami ?". Pak tomo pun memberi penjelasan kepada kami, bahwa ada bantuan dana dari Desa untuk pementasan di Balai Desa 23 april ini. Ada sekitar 500rb rupiah untuk subsidi acara kami ini. Sebelum melangkah lebih jauh beliau menyarankan pada kami untuk menemui Pak Kamituwo terlebih dahulu. "Sampeyan coba temui Pak Kamituwo, njaluk o saran tentang rencana iki, mbok piye2 Kamituwo kuwi kepala Dusun, dadi kudu ngerti tentang rencanane sampean saiki".

Menindaklanjuti saran Pak Tomo kami berkunjung kerumah Pak Kamituwo dan bercerita jika tanggal 23 April ini pemuda desa akan mengadakan pementasan kesenian di Balai Desa. Nampaknya tanggapan beliau sangat positif dan menerima cerita kami. Lalu disana diberi penjelasan tentang desa saat ini. Terlebih membahas masalah karang taruna. Memang, sampai saat ini karang taruna didesa kami tidak berjalan alias diam ditempat, dan kalau ada kegiatan yang berbau pemuda kami masih mengandalkan slogan pak Heru Cahyono (mantan bupati) yaitu "guyub rukun". Jadi masih gotong royong dalam mengadakan kegiatan, kalau di musik karawitan lagunya yang gini

"ayo, konco, ngayahi karyaning projo kene, kene gugur gunung tandang gawe, sayuk sayuk rukun bebarengan ro kancane, lilo lan legowo, kanggo mulyaning nagoro".

Yaaa, jelas lah kurangnya perhatian dari pihak Desa adalah akar utama masalah tersebut. Padahal setahu kami Pemerintah Desa mempunyai anggaran pembinaan untuk pemuda. Pak Kamituwo menyarankan kami untuk menghidupkan kembali karang taruna terlebih dulu sebelum melaksanakan kegiatan ini, dan merangkul seluruh pemuda yang lainnya. Jangan hanya dusun Karang Tengah saja yang aktif. Dusun seperti Salamrejo, dusun Pulosari juga harus menjadi bagian dari kegiatan ini. Begitu kata pak kamituwo.

Mendengar cerita tersebut kami sudah tidak sabar menunggu rapat bapak/ibu perangkat desa. Mari kita bersama berkerja demi desa yang maju, desa yang dikenal karena pemudanya solid, kompak, kreatif. Jangan sampai dirapat nanti ada satu perangkat desa yang tidak datang. Kalau perlu dirapat nanti salah satu pemuda diajak duduk bareng. Mumpung kami lagi semangat semangatnya untuk memajukan desa.

Dalam berkesenian hal yang terpenting adalah pementasan dan ditonton banyak orang sudah cukup bagi kami.