Saturday 24 December 2016

Reog Cahaya Budaya feat XII IPS 3 SMA N 1 Ngunut

Oleh: Miarefa

Diesnatalis siapa sih yang tidak tau acara ini,semua orang pasti tahu.Diesnatalis tahun ini kami mendapatkan tawaran dari wali kelas untuk menampilkan seni tradisional Reog ponorogo. Awalnya aku sedikit ragu menerima tawaran itu.Kenapa? Karena kami yang sifatnya masih kayak ABG pada umumnya pasti sulit untuk mengikuti pelatihan.

Denger-denger pelatih dari sanggar yang on time dan disiplin. Keraguan ini semakin menjadi tidak yakin kalau kami mau menerima tawaran itu dan seni tradisioanl itu pasti sulit dipelajari kalo tidak sungguh-sungguh. Alhmdulillah kami mau menerima tawaran itu,yaa ini jalan satu-satunyanya dari pada terus berdebat tentang pensi.

Hari pertama latihan saat itu dilaksanakan pada hari jum.at sore. Kami berkumpul di halaman Masjid beserta pelatih reog. Ketika perkenalan ada satu orang yang aku curigai klo dia galak,sudah terlihat dari raut mukanya dan alisnya yang tebal sperti Sincan.Namanya Pristiyono kami memanggilnya mas Pris.Meski terlihat galak ternyata orangnya asyik. 

Setelah perkenalan kami melakukan pemanasan untuk memulaia pelatihan awal.Ini pelatihan hanya permulaan saja tapi rasanya sulit udah badan kaku kaya kayu tapi ngikut aja apa yang mereka suruh.Pulang dari latihan badan rasanya seperti tertusuk duri, Tapi itu hanya diawal latihan saja karena belum terbiasa menari. Hari kedua aku tidak ikut menari. Aku ikut bagian vokal atau istilah kerennya sinden. Sekilas terfikirkan menyanyi itu mudah dari pada menari menurutku. 

Latihan dilakukan setiap hari jum.at dan minggu. Latihn tidak selalu diruang karawitn terkadang disanggar dan dilapangan karena selain medannya yang sempit,Kami jug harus berbagi waktu dengan kelas ipa 3 dan anak-anak karawitan.

Latihan tidak berjln sesuai rencana, sebenarnya sudah ada peraturan diawal pertemuan bhwa yang tidak mengikuti latihan didenda, tapi masih saja ada yang beralasn tidak masuk. Ditegur berkali-kali jawab iya iya jnjih gak kepanggih, eh masih saja melanggar.Tidak hanya sekali atau dua kali tapi lebih. Mungkin bagi mereka denda itu mudah. Hal itu yang membuat walikelas kami kecewa dan meragukan XII IPS 3 tapi kami berusaha meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan beliau.

Meski sedikit ada konflik dan debat dengan teman lain kami mncoba untuk bersatu. Apa yang dikatakan wali kelas kami ternyata benar pelatih kami benar-benar orang yang disiplin dan tepat waktu, Hujan saja mereka tetap datang dan berusaha meyakinkan kami bahwa kami bisa sepertinya. Mereka tidak peduli hujan panas mereka tetap tulus datang melatih kami.Kami malu karena ibarat kata tuan rumah tetapi tidak menyediakan minuman segelaspun mereka masih bersedia bertamu dan memberi ilmu.

Untuk menambah pengalaman aku dan beberapa teman smpai mau jauh-jauh berlatih ke desa pelatih Pulosari. Malam yang dinginpun kami abaikan untuk pergi latihan.Hampir hari H ada masalah ketika bermusyawarah dengan kelas lain yang tidak memperbolehkan pelatih ikut serta dlm kegiatan.Masalahnya kelasku membutuhkan pelatih ikut serta dalam kegiatan karena kami membutuhkn peserta yang banyak. 

Ketika itu pelatih yang bertugs sebagai klono sewandono diganti dari kelasku.Tetapi tidak ada yg mau menjadi klono.Untung saja Rio yang awalnya menjadi warok mau menjadi klono, Ragu sih awalnya sama dia, Masa cowok lembek bisa menjadi klono yang segagah itu.

Untuk mematangkan pelatihn kami selama ini sekaligus menguji mental kami, kami diajak pelatih untuk latihan disanggarnya. Tidak hanya disanggarnya tanpa pelatih biasanya dikelas kami juga latihan sendiri.Tapi masalahnya adalah klono yakin kah dia nanti mmpu menari segagah klono sedngkn dia mls latihn?. 

saat pementasan 

Hari H rasanya jantung ini mau copot melihat tampilan kelas lain yang bagus. Apa lagi rival kita mereka menampilkan cukup apik. Giliran XII Ips 3 masih belum percaya klo kita tampil rasanya seperti mimpi.Perjuangan kami selama ini tidak sia-sia meski banyak pro dan kontra selama ini tapi mereka hebat karena mampu menguasai panggung. Meski kami tidak menang, karena kami menjadi eksbisi meski demikian kami merasa senang karena telah ikut berpartisipasi dan menmpilkn yang terbaik.

Terimakasih untuk para pelatih yang sudh mau berbagi ilmu kepada kami.



paska pementasan foto dengan kru yang terlibat




Tuesday 4 October 2016

Seniman Ngunut Peduli Bencana Garut

Tidak ada yang menghendaki untuk menjadi korban bencana. Namun bila harus menjadi korban kita hanya bisa berserah jangan mengeluh. Kata D'masif syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah...... Jangan menyerah.
Garut, biasanya terkenal dengan dombanya. Namun beberapa bulan terakhir ini mulai diberitakan santer karena sedang dilanda musibah. Banjir, tanah longsor. kita sebagai sesama manusia hanya bisa mendoakan. bukankah doa adalah selemah-lemahnya iman??
suatu malam, salah satu teman mengajak melakukan penggalangan dana untuk Garut. oke, begitu jawab kami yang tergabung dengan Paguyuban "Cahaya Budaya". kalau memang setuju kita besok rapat koordinasi di warkop sor tower yang berada di Gang roda.
dalam rapat kami sepakat untuk memulai acara jam 10.00 hingga jam 17.00. pengisi acara tetapnya hanya dari eskacang ijo (band ska), bangjoning (band reagge), Paguyuban Cahaya Budaya (grup reog ponorogo) dan OI (fans Iwan fals). masih ada beberapa orang yang memang tidak dimasukkan dalam pengisi acara namun masih bisa terlibat langsung di TKP.
Ternyata antusias dari komunitas Ngunut sangat tinggi terlihat dengan hadirnya mereka di Acara ini 26 September 2016 bertempat di pertigaan pasar ngunut.  berikut komunitas yang hadir, Komunitas Musisi Band Ngunut, Komunitas Vespa LASER Ngunut, Komunitas Reog Ponorogo Sanggar CAHAYA BUDAYA, LAZNAZ LMI Tulungagung, OI Garong, Dan Beberapa Elemen Masyarakat.










Hasil penggalangan dana berupa uang tunai sebesar Rp. 6.574.500 dan 2 Tas Kresek Pakaian. uang dan pakaian tersebut kita titipkan pada LAZNAZ LMI Tulungagung yang pada tgl 27 september akan berangkat ke garut.

Terima kasih semua, semoga warga garut tabah menerima cobaan ini. salam dari kami..

Thursday 8 September 2016

PDKT (pendekatan)

Orang pdkt itu semacam hukuman mati, kalau g ditembak ya digantung

Tuesday 26 July 2016

Baledesaku Baleseniku #3

Acara Baledesaku Baleseniku #3 bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah. Di tempat kami, bulan Ramadhan identik dengan ronda keliling. Tidak menggunakan kentongan seperti dulu, pemuda di tempat kami menggunakan calung, drum, kendang, kecer, angklung dan beberapa alat lain.

Baca: Baledesaku Baleseniku #1

Karena bertepatan dengan Ramadhan maka konsep acara untuk Baledesaku Baleseniku #3 adalah ronda dan sahur bersama. Masih tetap bertempat di Balai Desa Pulosari kec Ngunut. Acara ini di ikuti oleh 7 grup calung yang berada di kabupaten Tulungagung, berikut nama grup nya.


*Calung Star
* Surapuri
* Panji wulung
* CSW
* Gus kidung anugrah
* NNC
* Salak kembang

Konsep awalnya sih ronda keliling. Kita mencoba mengembalikan fungsi ronda di bulan Ramadhan, membangunkan orang untuk sahur. Namun karena hujan deras yang mengguyur desa Pulosari, Akhirnya kita memutuskan untuk di fokuskan di Balaidesa.

Baca: Baledesaku Baleseniku #2

Selain menunjukkan skill masing2 grup, Peserta juga menampilkan rampak kendang dari 4 pemain kendang dan 1 lagu yang dimainkan oleh perwakilan masing2 grup. 


Sebelum acara ditutup,ada sosialisasi dari BNN kabupaten Tulungagung. Tentang stop narkoba. Ngunut merupakan salah satu zona merah di kabupetan Tulungagung terkait penyalahgunaan Narkoba. semoga dengan adanya penyuluhan dari BNN, bisa mengurangi penyalahgunaan Narkoba di kalangan Pemuda. 



Setelah acara inti selesai, kami langsung mengadakan sahur bareng. Dengan semua talent yang terlibat dan panitia. untuk menyelenggarakan acara ini, panitia harus menyiapkan dana yang lumayan banyak. sedangkan dana yang terkumpul masih sangat kurang. akhirnya kami memutuskan untuk menjual es buah dengan menampilkan calung dan bujangganong grup reog cahaya budaya untuk menarik penonton. Butuh perjuangan memang, namun perjuangan kami terbayar dengan kesuksesan acara.
Terima Kasih semua yang terlibat. sampai jumpa pada acara Baledesaku Baleseniku #4.

Thursday 30 June 2016

Baledesaku Baleseniku #2

Setelah acara Baledesaku Baleseniku #1 selesai. Kami memutuskan untuk meneruskan ide pentas setiap bulan. Nanang terpilih menjadi ketua panitia untuk acara Baledesaku Baleseniku #2. kekuatan segera di susun.

Untuk acara bulan ke 2 kami menawarkan beberapa konsep, mulai dari calung caruk, tari kucingan, leang leong dan bujang ganong. ternyata ide kami tidak semulus pahanya artis FTV. kendala langsung muncul, ternyata disaat yang bersamaan ada pentas 1000 barongan di Tulungagung sehingga kami gagal mewujudkan tari kucingan.  untungnya saat itu SMP N 3 Ngunut akan mengikuti lomba tari di STKIP Tulungagung. kebetulan kami yang mendampingi sehingga untuk acara bulan ke 2 ini kami menerima bantuan dari SMP N 3 Ngunut sekaligus untuk gladi bersih.

ternyata, kendala tidak hanya sampai di situ, masalah muncul lagi, kali ini dari pihak kepolisian. yap. betul, ternyata kami tidak memperoleh ijin padahal acara sudah sangat mepet. H-1 kami memutuskan untuk tetap maju.

Acara dimulai dengan penampilah tari klono sewandono oleh Haris. kemudian disambung oleh penampilan dari SMP N 3 Ngunut. diantara penampilan tersebut, Haris, fonky dan Brian unjuk kebolehan dalam bersalto. oke, mereka adalah bujangganong dari grup reog Cahaya Budaya. sayangnya si Fajar tidak unjuk kebolehan dalam salto.









Lha terus Leang leongnya kemana? ternyata di hari H, Leang leong yang datang cuma kepala dan ekor. sedangkan badannya entah dimana. akhirnya kita tunda untuk pertunjukan leang leong. Puncak acarapun dimulai calung batle dari Surapuri Pulosari dengan CSW dari LK 10 ngunut. Kedua grup saling beradu kebolehan lewat lagu yang dibawakan oleh masing-masing. setiap grup menampilkan 5 lagu secara bergantian. lagu penutup Getuk, dimainkan dengan spontanitas kolaborasi.

setelah lagu terakhir, tidak lupa kami foto-foto dan makan bersama. terima kasih SMP N 3 Ngunut, CSW Lk 10 dan semua yang terlibat dalam acara Baledesaku Baleseniku #2.

sampai Jumpa di acara Balaidesaku Baleseniku #3

Sunday 12 June 2016

Baledesaku Baleseniku #1

Ide awalnya sederhana kita perlu nambah pengalaman pentas, mungkin efek dari melihat hari tari dunia tahun 2015 di Solo. Saat itu kita sempat melihat pementasan di SMKI Surakarta. 29 (songolikuran), tiap bulan mereka pentas di pendopo sekolahan. Ternyata ada acara sebelumnya kalau g salah 26 (nemlikuran) terus 27 (pitulikularan).

Pemikiran ini mengendap sekitar 1 tahun, hanya sebatas wacana. Hingga suatu saat kita sepakat untuk memulainya tanggal 23 April kita harus bisa mewujudkan pementasan di Balaidesa Pulosari kecamatan Ngunut. Saat itu ternyata Adi telo yang ketiban sampur jadi ketua panitia.

Sebelum pementasan ini kami perlu mencari tambahan amunisi baik terkait pendanaan, konsep juga kemantapan hati. Oke, akhirnya kita selama seminggu mencari info sebanyak-banyaknya tentang acara yang akan digelar. Sebenarnya acara ini inginnya minggu pertama tiap awal bulan, namun ada pertimbangan yang akhirnya kita sepakat tiap malam minggu, minggu ke 3 (telu).

Saat itu saya mencari info ke mas Aziz di Ponorogo, kebetulan kita dulu pernah ngerjakan proyek pembuatan film bareng. Mas Aziz sutradaranya, saya tukang bawa tas, klop kan??. kita ngobrol di salah satu warkop di Ponorogo. Ternyata mas Aziz pernah membikin acara yang hampir sama, festival bulan Thok (bulan purnama bahasa sunda).
Godaan akan muncul menginjak acara ke 3, saat itu kita sudah mulai kehabisan dana. Namun bila itu terlewati akan muncul lagi godaan di bulan ke 6 dimana idealis kita akan tertantang dengan kapitalis. Akan ada godaan uang lagi, bukan kekurangan namun bisa lebih malah.
Saya hanya bisa manggut-manggut dan tidak lupa mengetik apa-apa yang perlu saya diskusikan nanti di rumah.

Obrolan bertambah panjang, hingga muncul nama Baledesaku Baleseniku dari mulut mas Aziz. Nama itu yang akhirnya kita sepakati untuk digunakan. Dan sayapun sudah meminta ijin kepada empunya. Banyak ide pementasan yang mungkin bisa kita tampilkan.

 Grup Calung Surapuri yang ikut memeriahkan suasana

 Mbak-Mbak nya ikut nyanyi

 Mc nya, Mas Bon dan Mas kelig dari kediri

 Bujangganong

 Jathilan

Klini Sewandini (karena kecil)

Sepulangnya dari Ponorogo kita berkumpul dan membahas hal-hal apa yang perlu dipersiapkan. Dan ide apa yang diperoleh setelah pengembaraan. Akhirnya kita memutuskan untuk pentas perdana tanggal 23 April 2016 bertempat di Balai Desa. Talent yang ditampilkan, yang pertama calung, dilanjutkan dengan pementasan Reog Ponorogo. Pemilihan ini didasari pada calung dan reog pemainnya sebagian besar adalah panitia juga sehingga lebih mudah pengkondisian dan pendanaan hehe.

dadak merak

Setelah memperoleh ijin dari kepala desa kita melanjutkan pemberitahuan ke Polsek Ngunut. Saat itu kita memperoleh bantuan dana dari Desa sebesar Rp 500.000,- sedangkan kebutuhan kita lebih dari itu. Untuk menutup kekurangan, kami meminta bantuan kepada warga yang peduli dan Alhamdulillah kita bisa menutup kekurangan tersebut.


Terima kasih semua, perangkat desa, warga, pengisi acara, panitia dan semua pihak yang membantu, anda semua Hebat.

Sampai jumpa pada acara Baledesaku Baleseniku #2 di bulan selanjutnya.    

Monday 25 April 2016

Peringatan Kartini di SMA N 1 Ngunut

oleh: elok

Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari perempuan-nya Indonesia kali ya.. hm saya yakin kalau kalian pasti sudah tau dan kenal siapa Kartini itu. Tapi kalau memang belum kenal, ya silahkan kenalan dulu. Perlu diingatkan kenalan itu ndak dosa. Jadi para jomblo nggk perlu khawatir, banyak kenalan sama orang siapa tau ada yg jodoh. Kalau sudah banyak kenalan tapi ndak ada yg jodoh, berarti yo wis nasibmu ngenes mblo!

Seperti biasa, setiap tgl 21 April sekolahku ̶̶ SMAN 1 Ngunut. selalu memperingati Hari Kartini dan mengadakan lomba-lomba untuk menyemaraki peringatan tsb. Tahun ini ada 3 lomba, yaitu Fashion Show ̶̶ lomba yg selalu ada setiap tahun. Melukis batik, dan lomba memasak.
Seminggu sebelum hari-H, setiap kelas pasti sibuk memilih perwakilannya untuk ikut lomba2 itu. Kelasku pun juga sibuk memilih anak-anak manusia untuk diberi jabatan sebagai perwakilan kelas. Tidak ada masalah ketika pemilihan untuk lomba memasak dan melukis batik. Tapi semua berubah ketika pemilihan perwakilan untuk lomba Fashion Show menyerang!

Tiba-tiba semua anak manusia ini kehilangan kesadaran diri alias pingsan dan pura-pura mati. 33 manusia jahanam ini nggak ada yg mau disuruh naik panggung dan merepotkan diri ̶ termasuk saya, karena tahun kemarin saya sudah merasakan betapa repotnya ikut Fashion Show tsb. Jadi untuk tahun ini, maaf saja tidak terimakasih. saya nggak mau.

Jalan satu-satunya dgn mengatas namakan keadilan, kelasku menggunakan cara klise yang membuat jantung setiap anak berdegup. karena dengan cara ini setiap anak punya peluang untuk terpilih. Apalagi kalau bukan “kopyokan”. Bak arisan nama kami satu persatu ditulis dikertas dan dimasukan kotak ̶̶ kotak amal, karena waktu itu hari jum’at kami memilih memanfaatkan kotak yg tersedia. Bedanya kalau arisan saya pasti pingin nama saya yg keluar, tapi kalau waktu itu amit-amit deh jangan sampe…

Keadaan yg mencekam terjadi beberapa detik setelah semua nama masuk ̶̶ Fyi, kami melakukan 2 kali pengocokan untuk memilih perwakilan cewek dan cowok secara terpisah. ternyata yang keluar adalah jeng..jengg…. ketua kelas membuka daaaan, IFA! Yeeeyyyyyyy semua bersorak gembira kecuali Ifa tentu saja. Dia sedang asik meratapi nasibnya. perwakilan cowok adalah abang Roma a.k.a Romadhon, dan sepertinya abang Roma “nrima ing pandum”, karena dia terlihat pasrah.

2 hari berlalu stlh pemilihan, Ifa masih merengek minta digantikan dan tentu saja tidak ada yang mau meggantikannya. Sungguh tragis nasibmu Fa! Lagi pula kamu harus sportif hiyaaaaa. Dia juga smpat merengek ke saya, tapi spt yg saya ktakn tadi saya nggk mau. Lagi Pula saya sudah di booking sama Pak Sis untuk acara peresmian gedung kesenian dan ekstra karawitan yang bertepatan dengan peringatn hari kartini itu. Fyi again, di sekolahku baru dibangun gedung kesenian dan baru ada ekstra karawitan, kebetulan saya ikut ekstra tsb, em dan Pak Sis adalah coordinator ekskul karawitan.

ifa terus saja merengek dan mengancam tidak masuk sekolah saat hari-H, ah kamu benar2 pengecut fa, maaf saja tapi kenyataannya memang spt itu. Akhirnya kami mengadakan pemilihan ulang kedua kalinya, calon terpilih tidak setuju, pemilihan ketiga calon juga tidak setuju. Untuk apa diadakan kopyokan apabila semua yg terpilih punya hak untuk menolak ha? Nggak ada gunanya! Cuma buang2 waktu. bahkan smpat akan terjadi KKN, tapi untuk terlihat adil maka dipakailah kopyokan dan cara kopyokan hanya sebatas formalitas karena kedua calon sudah ditentukan. Saya kasian sama kedua anak yg akan terpilih secara tidak adil itu. Untunglah hal tsb tidak jadi dilaksanakan.



Akhirnya sebelum kami melakukan pemilihan keempat, ketua kelas mengeluarkan ultimatum, siapun yang terpilih tidak boleh menolak. Apabila menolak silahkan membayar denda kelas ke pihak sekolah sebesar Rp 500.000,-. Perlu diketahui lomba2 diatas hukumnya wajib.

Ya sepertinya ultimatum tsb bekerja, pengocokan keempat yang terpilih adalah Kartika Riza a.k.a Seho dan (sekali lagi) bang Roma. Ya mungkin memang sudah nasib mu Rom jadi perwakilan kelas untuk lomba ini.
Pada hari-H semua berjalan lancar. Perayaan di buka dengan upacara dan dilanjutkan lomba2. Lomba diadakan di lapangan tengah SMAN 1 NGUNUT. Sayangnya saya ndak mengikuti acara tsb secara keseluruhan, karena saya harus menunaikan tugas sebagai anak manusia yg mengikuti ekskul karawitan tadi.

Anyway, Selamat Hari Kartini untuk seluruh wanita Indonesia!


Saturday 2 April 2016

Pemuda dan Karang Taruna

Oleh: Ebrin

Minggu lalu kami bertemu Pak Tomo dan Bu Mentri di Balai Desa, kami ngobrol cantik untuk membahas tentang kegiatan pemuda yang ingin mengadakan pentas seni setiap bulan di Balai Desa Pulosari (tulisan bisa dilihat disini). Hasil dari perbincangan tersebut masih akan dirapatkan oleh pihak perangkat desa.

Pemuda di sini memiliki kegiatan lumayan banyak dibanding yang lain, khususnya berkaitan dengan seni, misal saja kami punya grub reyog ponorogo (latihan tiap senin dan rabu malam) ,musik calung (latihan hampir tiap sore), dan karawitan. Khusus musik karawitan ada dua tempat untuk kami gunakan sebagai tempat latihan, pertama ada dibarat rumah saya, tepatnya di rumah mbah Jum pada hari Jumat malam dan kedua di desa Ngunut warkop mbah Raji pada Selasa Malam. Tujuannya jelas agar lebih mengenal dasar dasar musik karawitan, bermain karawitan dibutuhkan waktu yang lama  dan latihan yang istiqomah agar bisa mencapai tahap mahir. Kebetulan ketua sanggar disana adalah Pak Tomo (bayan pulosari) kami cukup akrab dengan beliau. Nampaknya beliau senang melihat anak muda seperti kami yang peduli dengan kebudayaan sendiri.

Beberapa kali kami berlatih karawitan ditemani Pak Tomo, beliau mengarahkan bagaimana bermain karawitan yang benar. Sesudah latihan biasanya kami ngopi dulu bersama bapak pengurus sanggar guna evaluasi. Saat itu kami sebangku dengan Pak Tomo. Tiba-tiba mas Pris bertanya kepada beliau. "Gimana pak tindak lanjut tentang rencana kami ?". Pak tomo pun memberi penjelasan kepada kami, bahwa ada bantuan dana dari Desa untuk pementasan di Balai Desa 23 april ini. Ada sekitar 500rb rupiah untuk subsidi acara kami ini. Sebelum melangkah lebih jauh beliau menyarankan pada kami untuk menemui Pak Kamituwo terlebih dahulu. "Sampeyan coba temui Pak Kamituwo, njaluk o saran tentang rencana iki, mbok piye2 Kamituwo kuwi kepala Dusun, dadi kudu ngerti tentang rencanane sampean saiki".

Menindaklanjuti saran Pak Tomo kami berkunjung kerumah Pak Kamituwo dan bercerita jika tanggal 23 April ini pemuda desa akan mengadakan pementasan kesenian di Balai Desa. Nampaknya tanggapan beliau sangat positif dan menerima cerita kami. Lalu disana diberi penjelasan tentang desa saat ini. Terlebih membahas masalah karang taruna. Memang, sampai saat ini karang taruna didesa kami tidak berjalan alias diam ditempat, dan kalau ada kegiatan yang berbau pemuda kami masih mengandalkan slogan pak Heru Cahyono (mantan bupati) yaitu "guyub rukun". Jadi masih gotong royong dalam mengadakan kegiatan, kalau di musik karawitan lagunya yang gini

"ayo, konco, ngayahi karyaning projo kene, kene gugur gunung tandang gawe, sayuk sayuk rukun bebarengan ro kancane, lilo lan legowo, kanggo mulyaning nagoro".

Yaaa, jelas lah kurangnya perhatian dari pihak Desa adalah akar utama masalah tersebut. Padahal setahu kami Pemerintah Desa mempunyai anggaran pembinaan untuk pemuda. Pak Kamituwo menyarankan kami untuk menghidupkan kembali karang taruna terlebih dulu sebelum melaksanakan kegiatan ini, dan merangkul seluruh pemuda yang lainnya. Jangan hanya dusun Karang Tengah saja yang aktif. Dusun seperti Salamrejo, dusun Pulosari juga harus menjadi bagian dari kegiatan ini. Begitu kata pak kamituwo.

Mendengar cerita tersebut kami sudah tidak sabar menunggu rapat bapak/ibu perangkat desa. Mari kita bersama berkerja demi desa yang maju, desa yang dikenal karena pemudanya solid, kompak, kreatif. Jangan sampai dirapat nanti ada satu perangkat desa yang tidak datang. Kalau perlu dirapat nanti salah satu pemuda diajak duduk bareng. Mumpung kami lagi semangat semangatnya untuk memajukan desa.

Dalam berkesenian hal yang terpenting adalah pementasan dan ditonton banyak orang sudah cukup bagi kami.

Tuesday 29 March 2016

Gelar Seni Di Tulungagung

Jaranan, siapa yang ndak tau kesenian ini? mulai dari ujung pulau Jawa sebelah timur hingga barat. Mungkin yang membedakan hanya penyebutan saja ada yang menyebutny jaranan, kuda lumping, jathilan atau yang lain. Hingga sekarang saya belum tahu kesenian ini asli mana. cuma setahu saya di daerah Eks karesidenan Kediri, Tulungagung pernah menjadi barometer Jaranan sekitar tahun 2000 an, saat itu ada Turonggo Safitri Putro dan kuda Bhirawa.

Pada era itu, muncul dan bangkit kesenian jaranan, baik yang dulu pernah ada hingga yang benar-benar baru. saya ingat Turonggo Safitri Putro dan Kuda Bhirawa dilarang tampil malam hari. Kedua Grup ini mampu menghadirkan penonton yang sangat banyak, sehingga sering kali terjadi kericuhan penonton. kericuhan ini biasanya diawali ketika musik dangdut atau campursari mulai mengumandang, grup ini mampu menggabungkan campursari, dangdut dan jaranan dengan apik.

Sayangnya dua Grup ini sekarang mulai menghilang gaungnya, ada yang bilang pecah ada yang bilang memang sudah tidak seramai dulu. Tidak hanya berdampak pada grup mereka, secara berangsur-angsur juga ikut mengurangi semangat grup jaranan yang lain. Meskipun ada yang sempat muncul dan berjaya namun gaungnya tidak pernah bisa menyamai kedua grup jaranan ini. 

Surutnya pentas jaranan mau-tidak mau juga ikut mempengaruhi ketertarikan pemuda untuk ikut melestarikan kesenian yang mampu bertahan bertahun-tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Setiap kesenian tradisi memang tidak bisa dipungkiri akan hadirnya kesan magis, mistis dan erotis, ditambah dengan minuman keras, semakin membuat orang tua melarang anaknya untuk gabung dan ikut nguri-nguri Jaranan.




Melihat fenomena ini, salah satu wartawan senior JTV area kediri Mas Muji selaku penggagas pentas seni tradisi yang ada di Daerah Tulungagung mengajak para pelaku seni untuk pentas sebulan sekali di alun-alun. Dengan di siarkan oleh JTV Kediri. dulu acara ini diadakan 2 minggu sekali, namun sekarang menjadi 1 bulan sekali. animo seniman jaranan hingga saat ini sangat bagus dengan adanya pentas ini, bahkan untuk pengisi acara 6 bulan lagi sudah ada yang daftar. ada salah satu grup yang bilang dengan adanya acara ini, semangat kelompoknya  menjadi lebih kuat dan mulai mendapatkan undangan untuk pentas di beberapa tempat. Bila anda menginginkan untuk tampil silahkan menghubungi mas Muji yang dengan hangat akan menyambut kedatangan anda. oh iya, pementasan terakhir yang saya lihat pada tgl 12 maret 2016. Bagi anda yang ingin menonton silahkan dihitung kapan akan ada lagi. yang jelas hari sabtu malam minggu.
salam Budaya. 

Monday 28 March 2016

Pantai Sine dan Ujian Kesabaran

 Oleh: Elok
Pantai Sine. Mungkin sebagian orang Tulungagung sudah tidak asing lagi mendengar nama pantai tersebut. Bagi yang belum tahu, Pantai Sine merupakan salah satu pantai di kota Tulungagung. Terletak di Desa Kalibatur, Kec.Kalidawir, sekitar 35 Km arah Selatan Kota Tulungagung. Ombak di Pantai Sine cukup besar, penampakan pantai ini berupa teluk, selain itu, Pantai Sine menghadap ke Timur. Jadi otomatis kita bisa melihat sunrise yang aduhai di tepi pantai apabila mau berjuang bangun pagi dan pergi ke sana, tentunya diwaktu yg tepat. Bila masih mendung silahkan ke Gunung Budheg untuk melihat awan yang berarak.
Cerita kali ini bermula pada pada malam tahun baru. Waktu itu saya dan teman-teman Reyog Cahaya Budaya mengadakan acara bakaran ayam di rumah Mas Gibrellyn a.k.a Ayam. Lho, Kok ayam bakar ayam? Ah u know what I mean lahh
Selesai acara tsb, para anak laki2 ingin pergi ke pantai sine, ingin melihat sunrise katanya. Wah, saya yang gampang penasaran dan sangat ingin tahu ini benar2 kepingin ikut mereka. Tapi apa daya, diskriminasi gender masih sangat kental saat itu. Jadi ndak boleh ikut. saya gondok ketika tidak boleh melakukan sesuatu dengan alasan bahwa saya adalah perempuan. Hah!
Saya tahu maksud mereka baik, tapi tetap saja kesal. Kenapa? Ya karena saya merasa tidak dipercaya. Padahal saya selalu percaya sama mereka. Percaya bahwa mereka bisa menjaga saya. Percaya bahwa saya ndak bakal ngrepotin mereka. Hmm ya kalaupun ngrepotin, dikitlah ndak banyak haha. Tapi tetap saja ndak boleh ikut huuuu. saya merasa patah hati dan tersakiti apalagi setelah melihat foto mereka yg dijadikan DP BBM, duh tambah sakit, hati adek bang…
Setelah malam tahun baru tersebut anak2 jadi sering pergi ke pantai sine untuk melihat sunrise, dan ya saya selalu minta ikut. 2 kali mereka meng-iya-kan. 2 kali pula saya ndak bisa bangun kemudian ditingal. Huuuu! tapi kalian pernah kan dengar ungkapan “wanita tidak pernah salah”? yah,  itu artinya saya nggak salah. Iyaa tho?
Tentunya saya ndak bakal menyerah dengan mudah. Dengan kekuatan superr saya maksa dan terus memaksa mas ebin, maman dan kudet buat kesana lagi. And finally I got all I want. Yey! Setelah sekian lama menunggu dan berharap minggu kemarin saya diajak ke pantai Sine. Semacam pdkt lama dan akhirnya di tembak gitu deh heuheu. Padahal hari minggu sebelumnya mereka baru kesana. Entah mereka memang ingin kesana lagi atau Cuma Menuhin permintaanku biar nggak rewel hehe
Hari-H pun tiba, saya dijemput kudhet di rumah sekitar pukul 3.30 am. Sebelum berangkat kami berkumpul di rumah mas ebin untuk menunggu yg lain. Pukul 4.00 am, kami berangkat. Ada 10 anak yg ikut waktu itu, and I’m the only woman. But it’s no problem, totally I trust them. Saya di bonceng mas ebin, kebetulan di belakang ada veri (a.k.a muklis) dan maman yg bawa kecruk (gitar kecil), mereka bernyanyi sepanjang jalan.

Untuk pergi ke pantai sine kami harus melewati bukit. tenang, jalannya sudah bagus kok. Tapi tidak ada lampu dan masih banyak pohon di kanan-kiri jalan. Karena jauh dari polusi cahaya, bintang-bintang di langit jadi terlihat sangat jelas. It’s awesome!! Sepanjang jalan melihat bintang dan mendengarkan maman bernyanyi diiringi veri dengan kecruknya hahah. Mereka membawakan beberapa lagu dari Payung Teduh dan Iwan fals. Yah walaupun suara maman ndak seberapa bagus, tapi tak apalah paling tidak pemandangan diatas sudah bagus.



Sesampainya di pantai sine, saya langsung turun dan menghambur ke pantai. perasaan kecewa mulai menghampiri. Ah tapi untunglah saya sudah biasa dikecewakan, memang sudah nasib jomblo sering dikecawakan. Ternyata langit mendung. Itulah mengapa, kalau mau lihat sunrise di pantai sine harus pada waktu yang tepat.
Apa boleh buat Kami hanya bisa menunggu. Dan, Perlahan tapi pasti sang mentari mulai menampakan diri. Sama seperti saya yang menunggu kamu, bedanya kamu ndak pernah menampakan diri sampai sekarang. Hm, indah sekali. Tak ketinggalan, Kami menyempatkan diri berfoto, berlari-lari di pantai dan main air.
Sekitar jam setengah 7, kami bersiap pulang. Lagi pula matahari sudah tinggi. Dalam perjalanan pulang, kami mampir di warung nasi pecel untuk sarapan. Dengan sok gentlenya mereka tidak membiarkan saya membayar nasi pecel sendiri alias mau dibayarin sama mereka hahha.
Pagi ini benar-benar sempurna..
By the way, ini adalah pengalaman pertama kali melihat sunrise di pantai bagiku. Kalau dipikir-pikir saya banyak mengalami pengalaman pertama bersama mereka (read: teman2 Cahaya Budaya). Semoga saja masih banyak “pertama kali” lainnya yg akan saya lewati bersama mereka.

Monday 21 March 2016

Pemuda dan Desa

Oleh:ebin

Dulu ketika masih SD, saat bulan Agustus Desa Pulosari selalu meriah dengan beragam kegiatan. Mulai balap klereng, panjat pinang, hingga lomba sepak bola antar RW rutin dilaksanakan. Bahkan ditingkat Kecamatan Desa Pulosari selalu diunggulkan, lebih lebih jika Ngunut menyelenggarankan karnaval se Kecamatan Desa kami selalu menduduki juara umum.Entah kenapa? bukannya semakin maju namun Desa saya seakan kehilangan arah. Selain pemudanya sering galau (kayak saya ini), dari pihak Desa juga kurang Ngeh memperhatikan kegiatan yang dilakukan pemudanya.


Sebenarnya jika anda tahu, bahwa Desa saya ini memiliki pemuda yang hebat dan berbakat. Misal saja, bulan ramadhan tahun 2015 lalu, berkat usaha yang keras pemuda Desa Pulosari berhasil menjuarai lomba ronda kreasi. Di tambah lagi grub Reyog Ponorogonya yang sering tampil keluar kota bahkan luar Jawa. Bali misalnya. Ditambah lagi akhir akhir ini kami juga mengadakan latihan karawaitan yang diikuti pemuda Desa. Ingat cah.. Desa yang maju itu adalah Desa yang pemudanya kompak dan solid.Saya rasa kami sudah berusaha keras agar solid dan kompak agar bisa membanggakan nama besar Desa kami. Sedikit bercerita. Jika kita flashback, sebelum ada kegiatan seperti itu pemuda Desa kami tidak bisa terpusat. Dalam arti lebih memilih Desa lain untuk tempat pengembangan dirinya. Malah beberapa tahun lalu sempat mendengar kabar bahwa teman saya ada yang terjerat kasus Narkoba.


Hingga suatu saat dia mengalami keterpurukan dalam hidupnya. Namun perlahan tapi pasti, dengan banyaknya kegiatan lama kelamaan anak itu bisa melupakan kebiasaan negatifnya. Dan Alhamdulilah dia sembuh sampai saat ini.Nah sebenarnya kegiatan semacam ini memberi dampak positif cukup banyak. Selain kami nguri nguri budaya Jawa, belajar bermusik Tradisional juga berlajar berorganisasi dimasyarakat. Disinilah sebenarnya peran dari pemerintah Desa memegang peranan penting untuk pengembangan pemuda. Namun apalah daya ? Nampaknya dari pemerintah Desapun kurang memperhatikan kegiatan kami Padahal generasi muda adalah termasuk aset suatu daerah dan jika ini dibina dengan baik maka kemungkinan para pemuda juga akan memunculkan ide-ide yang selalu segar untuk memajukan suatu daerah atau Desa itu. Ingat kata bung Karno  Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” kata-kata ini menunjukkan bahwa pemuda bisa melakukan sesuatu yang lebih besar bila di arahkan dengan baik dan benar, bukankah pemuda masih butuh bimbingan dan arahan??Ahh..nampaknya pemuda seperti kami ini harus menggunakan pitutur Bung Karno "teruslah bekerja tanpa berharap pada Negara". Bagaimanapun kami ini warga Desa, yang dilindungi sepenuhnya oleh pemerintah dan kami juga punya hak-hak yang harus kita peroleh. Saya jadi ingat bahwa program pemerintah yang katanya "setiap Desa mendapat dana 1 milyar pertahun". Nah saya mulai berfikir dana sebanyak itu kemana ? Untuk apa ?. Daripada berfikir negatif lebih baik kami tanyakan ke yang berwenang Setelah kami berdiskusi dan dibantu beberapa orang, keesokan harinya mas Pris dan Saya pergi ke Balai Desa untuk menanyakan ini lebih lanjut.Kami berdua berangkat jam 11 siang. Setelah tiba di balai Desa kami disambut Pak Bayan Tomo. Pertama tujuan kami datang kesana bertujuan bertemu langsung dengan pak Lurah namun ternyata beliau sedang sakit. Ya sudah, kami ngobrol dengan beliau tentang kegiatan pemuda yang saat ini sedang berjalan. Kebetulan beliau juga penggemar karawitan dan sering latihan bersama kami disalah satu tempat di Ngunut.


Tanggapan Pak Tomo sangat positif dan sepenuhnya mendukung kegiatan kami. Lalu mas rekan saya (mas pris) bertanya mengenai dana untuk kegiatan pemuda. Pak Tomo dengan senang hati memberi penjelasan kepada kami bahwa dana tersebut memang ada untuk pemuda. Semisal untuk kegiatan olahraga, kesenian dan keagamaan. Namun beliau nampaknya tidak bisa memberikan penjelasan gamblang tentang ini. Kami disuruh untuk menemui bu Mentri yang ada didalam ruang kerjanya. Bu Mentri pun menjelaskan kepada kami berdua bahwa anggaran dana untuk Karang Taruna kurang lebih 1jt rupiah pertahun. Kami agak kaget. Tapi saya rasa masih mendingan ada dana untuk membantu kegiatan kami daripada tidak sama sekali. Kemudian bu Mentri menyarankan kepada kami untuk bersabar karena anggaran tersebut masih akan dirapatkan pihak Desa dengan BPD. Disela sela kami membahas dana Karang Taruna rekan saya menyampaikan ide kepada bu Menteri bahwa kami ingin membuat agenda satu bulan sekali pentas di balai Desa. Entah itu reyog, musik calung, karawitan, drama atau kesenian yang sifatya menghibur. Lalu tanggapan bu Mentri sama yang dikatakan pak tomo. Sepenuhnya mendukung, malah tambah bagus bahwa pemuda Desa positif dan aktif. Dalam hati kalo mendukung saja tanpa berbuat sesuatu bagi saya ya kurang pas. Setelah dirasa informasi tersebut cukup akhirnya kami meninggalkan balai Desa. Serta menunggu kejelasan.


Nah jadi disini saya dan teman2 selaku pemuda hanya bisa melakukan hal yang terbaik untuk Desa dengan sekuat kemampuan kami. Memberi dampak positif bagi para pemuda, ingin membanggakan Desa lewat kesenian, belajar berorganisasi, menjadi pemuda yang bermanfaat bagi Desanya dan orang banyak. Agar kelak Desa saya menjadi Desa bisa dikenal kembali seperti dulu terutama sebagai Desa tempat aktivitas pemuda kreatif. Disinilah peran BPD berpengaruh menentukan langkah kami dirapat yang akan segera diselenggarakan dengan pemerintah Desa.Jadi untuk para pemuda yang lain yang merasa kurang ikut andil dalam berorganisasi dimasyarakat ayolah sudah saatnya kita sadar betul bahwa pengembangan diri, pengembangan daerahmu itu tergantung kelompok tergantung inisiatif kalian sendiri. Ndak malah setiap hari galau hanya karena pacarnya. Saya ini ya galauan tapi ya cuman dibatin laahh. Bukan sayabermaksud sombong..namun ketika saya merasa separuh hidup saya sudah diminta oleh masyarakat maka, aku Rela pergi pagi pulang pagi.

Cahaya Budaya di Diesnatalis SMK Rejotangan

oleh: Lubi    
Perform dalam suatu pentas merupakan idaman setiap orang yang berkecimpung dalam dunia hiburan, mulai dari aktris/aktor, penyanyi, musisi, semua pasti merasa bangga ketika mereka bisa pentas. Apalagi pentasnya sukses bisa menjadi salah satu cara menjaga bahkan menaikkan eksistensi mereka di dunia hiburan. Sama halnya dengan kami Grup Reyog Cahaya Budaya yang pada hari jum’at 18 Maret 2016 mendapat kesempatan pentas di acara Diesnatalis SMK 1 Rejotangan tapi sayangnya kesempatan hanya datang untuk para Bujangganong bersama dengan Pengrawitnya jangankan Jathil yang imut, Dadak Merak yang menjadi ciri khas Reog Ponorogo pun tidak ikut unjuk taring dalam pementasan kali ini.
       Adakah kalian bertanya-tanya kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Sebenarnya bukan kali pertama grup kami tampil tanpa personel yang lengkap, beberapa waktu yang lalu lagi-lagi Bujangganong berkesempatan tampil di pulau dewata memang tidak semua ganongan hanya 2 pengganong yang sedang bejo saja yang bisa road to Bali ditemani Mas Pristiyono dan Mas Gibrelyn entah bagaimana ceritanya nasib mereka bisa sangat mujur. Pementasan di SMK kemarin bisa dibilang sangat mendadak H-1 teman kami si Maman memberi tahu bahwa kita diminta mengisi acara di sekolahnya. karena waktu yang sangat mepet belum ada persiapan matang dari seluruh tim dan juga keterbatasan dana untuk make up jathil maka dari itu ganonganlah yang dirasa paling siap untuk ditampilkan keesokan harinya maka si manusia bertopeng itu kembali naik panggung, jadi itu alasan kenapa kita tidak bisa tampil full team lagi.

    Waktu yang tersedia memang sangat singkat tapi itu makin membuat mereka bersemangat, buktinya pada malam hari sebelum pentas mereka berlatih dimulai dari menyusun konsep, atraksi dan apa-apa saja yang akan dipersembahkan untuk para penonton untungnya waktu yang singkat itu tidak sesingkat bertemu dengan mantan dijalan jadi semuanya sudah dapat matang dan siap dalam waktu satu malam ditambah dengan kebiasaan ngumpul bersama hampir setiap hari yang memudahkan mereka menemukan feel satu sama lain sehingga semua dapat tergarap rapi. 

                            
                                               Bujang Ganong In Action

      Persiapan dari para penari dan pengrawit sudah siap dan waktu yang ditunggu pun datang scedule nya mereka akan tampil pada pukul 07.30 sehingga pukul 06.30 mereka sudah berkumpul di tempat biasa kita latihan. Saat itu saya memang tidak berada disana karena sebelum hadir di SMK saya harus mengantarkan surat ijin ke sekolah saya di SMA 1 Rejotangan yang kebetulan bertetangggan dengan SMK sekalian meminta restu untuk absen 1 hari, dan diijinkan karena disekolah juga sedang menggelar jum’at bersih jadi terbebas dari pelajaran. 
    Saat itu pukul 07.30 saya bersama kakak yang sekolah di SMK Rejotangan, begitu sampai sekolahan saya ditinggal begitu saja di parkiran panas itu sendirian. toh sudah lama sama sendiri Hik hik hik.  karena memang niat saya ingin masuk bareng dengan teman-teman reog yang saya kira saat itu sudah datang tapi ternyata belum. 
     Waktu berlalu panas matahari yang menyengat dan kekosongan jiwa yang duduk diatas motor sendirian membuat saya rewel dan bawel kepada teman-teman yang tak juga sampai entah apa yang sedang mereka kerjakan sehingga waktu yang terlewat semakin banyak. Saya kira mereka sedang menunggu pesawat terbang di depan rel kereta, tapi syukurlah mereka hanya sedang menunggu mobil jemputan yang telat lebih dari 1 jam dan nampaknya berhasil membuat mereka gelisah takut tidak jadi pentas, sekian lama aku menunggu akhirnya mereka pun tiba di SMK dengan ciri khasnya yang sok artis mereka menyapa setiap makhluk yang ada di depannya. 
    Mereka langsung melakukan persiapan sambil menunggu urutan tampil tak lama kemudian seorang Mc cantik menghampiri para bujangganong dan memberi tahu bahwa sesaat lagi tiba giliran mereka unjuk kebolehan tentunya suara dan tatapan dari sang MC membuat jantung mereka yang rata-rata jomblo akut itu makin berdebar. Mereka pun menari meninggalkan jantung yang sedang berdebar itu. jurus demi jurus mereka keluarkan, seluruh gerak tari mereka haturkan dan segala macam gaya salto mereka lakukan dengan penuh "kekemleletan" dan saya rasa pentas ini akan sukses berat tapi faktanya konsep yang sudah dibentuk semalaman itu tidak terlaksana ditengah atraksi kesurupan Aditya yang sedang memerankan pengecoh para ganongan terjadi gagal paham antara pengkrawit dan ganongan seharusnya ketika kemunculan Adit diiringi music jaranan dan setelah itu para ganongan mengambil posisi untuk melakukan guyonan/lawakan tapi semua tidak terlaksana music pengiring masuknya Adit masih tak berubah dan setelah menolong Adit yang kesurupan pun para ganongan mengambil posisi untuk closing jadi tukang kendang andalan kami yang enthus-enthus pun langsung mengutus mereka untuk menyudahi tarian tanpa ada guyonan terlebih dahulu padahal waktu yang tersisa masih sangat banyak, tapi apa daya mungkin menurutnya ini yang terbaik untuk kita. Dengan penuh rasa kecewa dan ketidak puasan kita harus menelan kenyataan bahwa pentas kali ini tidak berjalan sesuai dengan konsep yang diharapkan.


   


 Salah satu alumni SMK Rejotangan dapat saweran

Tidak larut kami dalam kekecewaan karena kami sudah terbiasa dikecewakan, tidak perlu disesali apa yang sudah terjadi pentas di SMK 1 Rejotangan ini membawa kesan dan pesan tersendiri salah satunya adalah tidak ada proses yang membohongi hasil mungkin karena persiapan yang hanya dilakukan satu malam itu membuat hasil akhir dalam pentas kita kurang memuaskan meski dirasa sudang cukup matang tapi nyatanya memang waktu yang ndadak itu menjadi kerikil penyandung pentas kami waktu itu. Semoga tidak ada lagi kata mendadak diantara kita 

Thursday 10 March 2016

Mas Didik Pengrajin Wayang

Mas Didik, begitu biasanya orang memanggil. Selain berjualan nasi goreng, pria yang berdomisili di desa Bendiljati wetan kec Sumbergempol ini juga menatah wayang.
Awal mulanya iseng2 saja, namun lama kelamaan menjadi profesi sampingan. Begitu katanya.
Memang tidak setiap hari pria yg murah senyum ini mendapat order menatah wayang. Namun sekali mendapat pesanan memerlukan waktu beberapa hari baru bisa selesai.
Tidak hanya warga Tulungagung, pesanan juga datang dari Blitar, Malang, Kediri, Trenggalek. Saat kami kesana mas Didik sedang mengerjakan wayang buto. Entah siapa wong saya ndak sempat kenalan.
Pesanannya tidak hanya untuk kolektor, yg sekedar untuk pajangan. Namun juga dari Dalang profesional, seperti yg sedang dikerjakan saat kami kesana adalah pesanan dalang dari Blitar. Namun mas Didik ndak mau bilang siapa.
Untuk satu tokoh wayang ongkosnya berkisar antara 300-400 ribu tergantung kesulitan. Kulit yg digunakan terserah dari pesanan karena mas Didik tidak menyedikan kulit. Biasanya pemesan bawa sendiri. Kulit kerbau yang sering digunakan selain lebih tebal juga lebih kaku dibanding kulit sapi.

Mas didik yang baju hijau kombinasi merah

Setelah ditatah wayang biasanya di warnai atau disunggih (semoga ndak salah nyebut) oleh orang Blitar atau terkadang orang Gondang tergantung pesanan juga.
pesanan orang macam2 satu tokoh bisa terdiri dari berbagai macam, makanya beliau selalu update untuk gambar2 tokoh yang sering dipesan.
Ketika saya tanya kalau jadi harganya berap mas? Kurang lebih 2 juta. Sayang saya ndak punya foto wayang beliau yg sudah jadi.

Sunday 6 March 2016

Judi Dadu

Sebut saja DP (28), dia sudah malang melintang di dunia judi, mulai kelas ecek-ecek hanya bisa untuk beli cilok hingga yang beromset bisa buat beli mobil baru per jamnya.

Satu hal yang paling ditunggu adalah ketika dia bercerita dalam keadaan mabuk tentang perjalanannya hidup. kemarin dia bercerita tentang dunia judi.

dalam Judi yang paling utama adalah, modal, keberanian dan akal. tanpa ketiganya niscaya kalah. karena dalam judi ada istilah Judi (jujur dilarang). "ndak bakal iso sugih wong main yen jujur" namanya saja permainan atau judi jadi kita harus mengetahui bagaimana cara agar bisa menang, ga usah bilang jujur apalagi menang dengan cara halal. inti dari permainan dalam judi adalah menang.

Dari sekian perjudian yang paling disukainya adalah dadu, ksatria jawabnya. tidak semua pejudi memiliki derajat dan wibawa untuk bermain dadu. Dadu itu perjudian lama bahkan ksatria dulu juga bermain dadu, ingat kisah Baratayudha? kalahnya Pandawa karena bermain dadu, dan Pandawa juga tidak tahu bahwa dalam dadu ada istilah Dadu"dada sing udu". jika Pandawa tahu tentu dia akan memilih menjadi bandar daripada menjadi penombok.
Anak-anak Menonton Sabung Ayam di Jawa 1900 (Koleksihttp://www.kitlv.nl)

Sebenarnya di Jawa sangat syarat cerita tentang perjudian, seperti dadu tadi hingga sabung ayam, tentu kita tidak lupa tentang cerita Cindelaras, jika lupa silahkan googling. melihat sejarah lama perjudian sebenarnya akan sangat sulit menghapus perjudian seperti menghapus pelacuran. diatas kertas mereka sudah tutup namun dalam praktiknya mereka menyebar kemana-mana. gak percaya silahkan cek dan ricek tempat sekitar tempat bekas prostitusi anda bakal tahu bagaimana sebenarnya.

begitu juga dengan perjudian, sekarang seolah-olah sudah diberangus, namun nyatanya judi online lebih mudah diakses dari pada film biru. memang kita masih butuh waktu, mbok ya dari pada koar-koar mending ditata dan damai saja (sambil kipas-kipas duit KA).

Nb, KA merupakan prokem untuk uang keamanan.

Thursday 3 March 2016

Inbox di Tulungagung

oleh : ebrin
Beberapa bulan ini Tulungagung bak artis yang sedang naik daun. Gimana nggak coba? Tulungagung sering diexspose di tv, gak cuma tv lokal namun juga tv nasional, yang seakan berlomba mengexpose Tulungagung. Mulai dari kesenian, makanan khas hingga tempat wisatanya. 

Minggu lalu Tulungagung kedatangan tamu progam acara yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. "Si bolang" Trans 7. Yaa..waktu itu progam acara tersebut datang ke Tulungagung untuk mengexsplore kemolekan pantai Kedung Tumpang, Pucanglaban dan sekitarnya. sebelumnya ada "My trip my adventure" trans tv, Yang terlebih dulu sambang ke pantai Coro, Banyu Muluk dan Gunung Budheg. Sebenarnya banyak tempat wisata di Tulungagung. Waduk wonorejo, argo wilis mungkin. Sabar yaa..antri. 

Jika kita ngomongin dari segi kuliner lodho ayam, pecel lele juga sering diberitakan di tv nasional. Pun dengan keseniannya. Reog kendang tulungagung yang beberpa waktu lalu memecahkan rekor dunia dan masuk Guinness world records dengan menampilkan 2000 penari reog kendang, dan tak luput diberbincangkan di media massa. Entah ada apa sebernarnya dengan Tulungagung kok "Ujug-ujug" menjadi sorotan televisi nasional seperti ini ? Hari Sabtu tanggal 27 februari kembali, Tulungagung kedatangan tamu sebuah progam televisi nasional "Inbox". Progam yang menyuguhkan artis artis ibuk kota itu membuat heboh warga Tulungagung. Bertempat di Gor Lembupeteng para artis seperti, Kartika Putri, Agung Hercules, Geisha, Five Minutes, Trio Ubur Ubur,dan Indah Dewi Pertiwi. Kehadiran Inbox mampu membuat saya penasaran melihat kesana. Berhubung karnaval Inbox itu digelar dua hari saya memutuskan untuk melihat hari kedua. Untuk hari pertama cukup dirumah saja lah melihat bagaimana kalau Tulungagung ini dimasukin tv, maksudnya Live di SCTV. Nah baru, untuk hari kedua saya melihat langsung di Gor lembupeteng, rencananya pagi itu berangkat bersama rekan saya, Ferry biasa disapa Muklis. Namun berhubung dirumah saya ini tempat kumpul anak-anak mau gak mau saya harus berangkat dengan beberapa anak. Seperti biasa sebelum berangkat harus menunggu semuanya kumpul, kebetulan ada beberapa anak yang masih minta dijemput.

Akhirnya saling menunggu satu sama lain. Gimana to ini, wong acaranya dimulai jam 06.00 kok jam 07.00 "sik enten entenan". Nampaknya saya sebagai kepala suku pagi itu harus agak sabarlah. Dengan sedikit pusing sayapun hampir ketiduran. setelah semua berkumpul kamipun berangkat. 

Sampai disana ribuan orang sudah menghadap panggung untuk melihat dek Momo Geisha sedang unjuk kebolehan. Untuk pertama kali ini saya bisa melihat langsung karnaval inbox yang biasanya hanya melihat di televisi sambil minum kopi. Sebelumnya saya berfikir bisa melihat dekat panggung. Tapi apalah daya, Nampaknya saya harus mengurungkan niat itu, karena gak bisa maju lagi karena saking banyaknya penonton. Okelah tak apa..saya dan teman teman akhirnya tertahan ditengah penonton
Lalu ferry pun berkata, 
"ndelok nek kene wae cah ora usah maju..lagian wis ndak iso". 
Iyo wis nek kene wae. Sayapun menjawabnya. 



Tapi berselang kemudian teman saya Muntik berkata. "Lek nek kene sound e ndak krungu". Ya benar saja, acara seperti itu tidak membutuhkan sound system yang terlalu nyaring, karena difokuskan pada suara siaran tv tersebut. "Bene tik nek kene wae sing penting sik krungu". 
Pagi itu sedikit cerah dari biasanya. saat band Hijau Daun perform tiba-tiba water cannon menyemprotkan air keribuan penonton dan saya basah untuk pertama kalinya. Tak apalah saya pikir ini cuma basah sebentar. Lalu kami merangsek agak depan dengan tujuan kalau dibawah water cannon itu semakin mengurangi semprotan air itu. Apes bagi kami pagi itu. Ketika mbak Indah dewi nyanyi untuk kedua kalinya warter cannon sialan itu kembali menyemprotkan air lagi. Saya basah lagi. untungnya saat berangkat saya belum mandi, semacam sambil berenang minum air lah.
sebenarnya selain melihat bintang tamu, saya juga ingin melihat melihat konsep pementasan, rangkaian acaranya, antusias penonton dan backstage para artis. Ternyata, ini gak sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Wajar saking banyaknya penonton yang hadir sulit untuk mengamati pementasan tersebut, ditambah lagi banyak orang yang "Pranggul-pranggulan" sambil bawa spanduk. Kamipun sedikit bergeser kearah barat, tepat dibawah pohon yang agak rindang. Dibanding tempat sebelumnya, tempat in lebih nyaman untuk melihat para artis perform. Kamipun akhirnya baru bisa melihat Babyzie nyanyi, entah apa itu judulnya yang jelas saya gak tau.
"Ora ngerti lagune,ra ngerti penciptane sing penting aku joget wae.."mungkin benar kata pak Nur. Lalu disusul penampilan Geisha lagi, akhirnya kami menikmati alunan lagu Jika cinta dia yang dinyanyikan dek Momo hingga akhir lagu. ketika sedang enak-enaknya menikmati perform, tiba-tiba water cannon sialan itu kembali memprotkan air dan kali ini saya basah kuyub. Hingga sampai empat kali ini saya disemprot selama berada dibawah pohon itu.
Tak terasa sudah jam 09.00 itu tandanya karnaval Inbox tulungagung segera usai. Bapak bupati Syahri Mulyo naik ke panggung untuk memberikan pesan kesan selama perayaan tersebut diselenggarankan di Gor lembupeteng selama dua hari itu. Sebagai tanda terima kasih bupati Tulungagung bapak Syahri Mulyo tampak memberikan cindera mata kepada host inbox begitu juga sebaliknya. Sebagai penutup acara kembali, trio ubur ubur bernyanyi. Kali ini lagunya bapak mana bapak mana hhaha..saya menikmatinya dengan sedikit mengangkat jempol. Tiba tiba saja water cannon kembali menyemprotkan air. Kali ini agak lama. Lengkaplah sudah. Jadi dua tambah lima sama dengan tujuh. Tujuh kali saya disemprotnya. Hingga sampai rumah baju dan celana yang saya kenakan masih mamel.
Masih banyak tempat tempat wisata, makanan khas dan keunikan keunikan Kabupaten ini yang belum tereskpose, jadi untuk televisi televisi nasional segeralah datang ke Tulungagung.