Monday 18 May 2015

Kulon Kutho Tulungagung

Kulon kutho Tulungagung
saiki
Banyune mili mangidul
pratondo
Sirnaning bebaya banjir

tanduran tetukulan
bakal biso anglilir
tegal sawahe tikel pametune
biyen karan rowo
saiki dadi kutho


Thursday 7 May 2015

JJJ di hari tari Dunia



Kali ini saya akan bercerita mengenai pertunjukan Hari tari sedunia ke 9 yang diperingati tiap tanggal 29 April. Hari itu saya melihat pagelaran tersebut bersama rekan JJJ (Jomblo Jalan-jalan) yaitu Maman, Imam, Bang Rembol. Saya akan sedikit menceritakan perjalan kita menuju Solo. Kita berangkat dari Tulungagung pada pukul 22.30. Saya membonceng mas Rembol sedangkan Maman membonceng Imam. Kita memilih makan didaerah Nganjuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Solo. Di tengah perjalan tepatnya di kabupaten Ngawi motor Imam mengalami ban bocor (01.30) terpaksa perjalanan di tunda selama 1,5 jam untuk perbaikan ban. Ahkirnya perbaikan selesai, kita lanjutkan perjalanan menuju Sragen. Tiba di Sragen pada pukul 04.00 dan beristirahat di SPBU yang feel like home banget, yup, tidur.  Setelah kita cukup istirahat lanjut lagi perjalanan pada pukul 06.30.
Kita harus melewati satu kabupaten lagi untuk menuju Solo yaitu kabupaten Karanganyar. Setelah 1,5 jam kita tibalah di Solo (08.00). Disana kita bertemu dengan Mas Jendot salah satu teman bang Rembol. Kita menuju di kosnya mas Jendot untuk tidur, karena capek setelah perjalanan jauh. Nah dirasa cukup beristirahat kita mandi, berdandan rapi,pake minyak wangi untuk menuju ISI Surakarta.
 Disana kita melihat berbagai tarian yang dimiliki negeri ini. Salah satunya tarian dari Bandung yang dilaksanakan di pendopo ISI dan itu membuat saya kagum melihatnya. Selain itu saya juga melihat tarian yang tak kalah kerennya. Ada 4 penari yang terus menerus menari, ahkirnya saya penasaran kenapa orang 4 itu terus menari ? Oh ternyata orang2 tersebut ingin memecahkan rekor Muri, menari selama 24 jam nonstop. Setelah melihat tarian, kita berempat dengan ditemani mas jendot menuju gedung teater besar ISI Surakarta.
Baru pertama ini saya melihat pertunjukan teater secara langsung. Sungguh membuat saya terkagum kagum dengan aksi tersebut yang kebanyakan dimainkan oleh para pelajar SMP,SMA dan Mahasiswa. Setelah melihat teater besar kita melihat lagi aksi tari di gedung teater kecil, tetapi saya kurang tertarik dengan aksi yang ada digedung tersebut, kita bergegas keluar. Melihat tarian yang digelar dihalaman samping gedung teater besar. Disitu kita melihat juga tarian yang ada diberbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah tarian yang berasal dari tegal. Saya kurang tahu apa nama tarian itu tapi yang jelas dari sekian banyak tarian yang digelar dihalaman gedung teater besar, tarian tersebut membuat saya sangat kagum lagi. Waw memang keren indonesia itu.
Akhirnya, pada pukul 04.30 kita melihat tarian yang bernama tari ganongan yang berasal dari Ponorogo. Tak mau kalah dengan lainnya tari ganongan tersebut menunjukman kebolehannya dengan mempertunjukkan atraksi para pemainnya. Tarian ini sangat membius penonton. Setelah seharian kita melihat banyak tarian akhirnya kita menuju ke kosnya mas jendot untuk beristirahat dan mandi. Nah setelah selesai semuanya kita bergegas ke SMK Negeri 8 Surakarta atau SMKI (Sekolah Menengah Kesenian Indonesia). Sekolah tersebut adalah sekolah Seni seperti halnya ISI namun tingkat SLTA. Disana saya bertemu Agil (tetangga saya yang bersekolah di SMKI) dan para seniman salah satunya yang bernama mas Apit (pembarong reog) dan banyak lagi. Dalam pagelaran ini SMKI juga tidak kalah dengan ISI Surakarta dalam merayakan hari tari sedunia tersebut. Mereka mempertunjukkan tarian Indonesia yang dimainkan oleh para siswa, salah satunya reog Ponorogo. Para siswa membawakan tarian ini sungguh menarik bagi saya. Dia mempunyai kualitas tari yang bagus. Setelah reog tersebut selesai kita kembali ke kos.
Ditengah perjalanan tiba2 hujan, dan akhirnya terpaksa kita berteduh disebuah warung makan yang menjual masakan bernama "Nasi liwet". Wah ternyata rasanya mantebbb banar (kata orang banjar). Memang nasi liwet sulit dijumpai didaerah lain karena makanan ini adalah makanan raja keraton Solo (katanya) sambil membayangkan jadi Raja Solo semalam.  Selesai makan kita kembali ke ISI. Disana kita melihat pertunjukan Tari lagi. Dari sekian banyak aksi kelompok tari yang saya suka, mungkin semua pernah mendengar yang namanya tari Saman dari Sumatera. Wawww saya tidak bisa bercerita tentang ini, hanya satu kata untuk tari ini "amazing". Kekompokan gerakan adalah salah satu daya tarik tari ini. Sekedar info gaes, tau enggak kalau tari saman sudah banyak dimainkan negara di dunia. Sudah saatnya kita bangga memiliki tari ini.
Setelah kita melihat tari saatnya kita kembali ke kos untuk tidur. Singkat cerita, keesokan harinya kita berempat pulang. Pukul 10.00 kita begegas pulang. 2 jam telah berlalu. Nah ini yang menarik, secara tidak sengaja waktu perjalanan bang Rembol Membaca petunjuk arah yang bertuliskan "Astana giribangung". Wah ini adalah kompleks pemakaman raja keraton solo ! Kata bang Rembol. Diantaranya disana telah dimakamkan presiden ke 2 Indonesia H.Muhammad Soeharto atau sering kita sapa pak Harto. Ahkirnya kita memilih untuk Sowan (b.jawa) kesana. Baru pertama itu saya dan teman2 sowan kesana. Disana banyak pedagang kecil yang menjual aneka baju kas kompleks Astana giribangun. Sebelum kita memasuki area pemakaman kita diwajibkan mengisi daftar pengunjung dan membayar seihklasnya. Ahkirnya kita memasuki area pemakaman dan masuk ke ruangan yang didalam nya terdapat makam pak harto,ibu tien (istri pak harto),Bapak dari ibu tien, ibu dari ibu tien,dan kakak ibu tien. Kelima makam tersebut bersandingan. Didalam ruangan itu kita berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah SWT dan mendoakan ahli kubur. Setelah selesai berdoa kita meninggalkan ruangan. Kemudian kita melanjutkan ke makam raja2 keraton Solo yaitu Astana mangadeg.
Kami juga mengisi daftar pengunjung serta memlbayar seihklasnya. Butuh waktu setengah jam untuk sampai di kompleks pemakaman pemimpin kerajaan Solo tersebut. Kita mulai memasuki kompleks pemakaman. Disana kita dipandu oleh seorang kuncen bagaimana tatacara untuk berziarah. Sebelum masuk Kita dianjurkan untuk jalan jongkok untuk menghormati ahli kubur. Kita diruangan itu berdoa sama halnya dengan pada saat kita di makam pak harto. Setelah selesai kita akhirnya kembali melanjutkan perjalanan. 

Astana Giri Bangun

Satu jam berlalu kita tiba disebuah pegunungan yang bernama Cemoro Sewu. Waw lagi2 saya kagum dengan pemandangan pegunungan cemoro sewu, bukit yang indah, dilebati oleh pohon cemara, serta kabut awan yang terbang rendah, wah serasa di negeri atas awan, subhanallah, saya tak bisa berkata apa2 selain bisa menatapnya. Disana kita (saya,Imam,Maman dan bang Rembol) berhenti sejenak untuk beristirahat sambil minum kopi. Sehabis itu kita lanjut perjalanan lagi.
Tiba2 ditengah jalan Kita bertemu cewek ditepi jalan yang sedang berfoto dengan temannya. Akhirnya kita berhenti menyapa cewek2 itu. Akhirnya kita mengajak berfoto dengan cewek tersebut sayang dia tidak mau hahahaha.  Lupakan itu, kita kembali meneruskan perjalanan. Kita lagi2 tidak sengaja membaca petunjuk arah yang bertulisakan "Telaga Sarangan". Akhirnya kita tunda perjalanan lagi untuk sejenak melihat keindahan telaga sarangan. Kita masuk ke telaga sarangan tidak membayar tiket alias gratis, karena semua tau kalau kita ini orang keren, jadi wajarlah kalau ga bayar...hahaha. Emang indah ternyata telaga sarangan itu. Banyak sekali orang berpacaran,memancing dan orang naik kuda,perahu boat yang disewakan. Khusus untuk perahu boat disewakan 60rb per satu putaran. Akhirnya karena hari mulai malam kita harus melanjutkan perjalanan pulang.
 Sampailah kita di salah satu warung makan di Magetan disana kita bertemu dengan anggota kepolisian. Beliau bercerita kalau asli kediri dan Bercerita panjang lebar dengan kita berempat. Setelah adzan maghrib akhirnya kita melanjutkan perjalanan lagi. Sampai di Ponorogo kita makan nasi pecel khas ponorogo, sambil menunggu hujan reda. Setelah hujan reda mulai lagi perjalanan. Tiba tiba disalah satu jalan yang ada di kecamatan sawoo jalan macet dikarenakan ada perbaikan jalan, kita macet skitar 30 menit. Setelah 2 jam kita akhirnya tibalah di rumah masing masing dengan baju yang basah kuyub.
 Setelah saya melihat hari tari sedunia serta jalan jalan ke Solo dan sekitarnya banyak pelajaran yang saya dapatkan antara lain saya lebih tahu tentang tari yang ada di negeri tercinta ini, mendapatkan referensi baru, saya lebih mengerti tentang rasanya menjadi anak kos, dan masih banyak lagi pengalaman yang saya dapat. Nah itulah sekilas cerita saya tentang perjalanan ke Solo dan sekitarnya melihat Hari tari sedunia yang ke 9.

Penulis: Gibrellyn L Steaa