Kali ini saya
akan bercerita mengenai pertunjukan Hari tari sedunia ke 9 yang diperingati
tiap tanggal 29 April. Hari itu saya melihat pagelaran tersebut bersama rekan
JJJ (Jomblo Jalan-jalan) yaitu Maman, Imam, Bang Rembol. Saya akan sedikit
menceritakan perjalan kita menuju Solo. Kita berangkat dari Tulungagung pada
pukul 22.30. Saya membonceng mas Rembol sedangkan Maman membonceng Imam. Kita
memilih makan didaerah Nganjuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Solo. Di tengah
perjalan tepatnya di kabupaten Ngawi motor Imam mengalami ban bocor (01.30)
terpaksa perjalanan di tunda selama 1,5 jam untuk perbaikan ban. Ahkirnya
perbaikan selesai, kita lanjutkan perjalanan menuju Sragen. Tiba di Sragen pada
pukul 04.00 dan beristirahat di SPBU yang feel like home banget, yup, tidur. Setelah kita cukup istirahat lanjut lagi
perjalanan pada pukul 06.30.
Kita harus
melewati satu kabupaten lagi untuk menuju Solo yaitu kabupaten Karanganyar.
Setelah 1,5 jam kita tibalah di Solo (08.00). Disana kita bertemu dengan Mas
Jendot salah satu teman bang Rembol. Kita menuju di kosnya mas Jendot untuk
tidur, karena capek setelah perjalanan jauh. Nah dirasa cukup beristirahat kita
mandi, berdandan rapi,pake minyak wangi untuk menuju ISI Surakarta.
Disana kita melihat berbagai tarian yang
dimiliki negeri ini. Salah satunya tarian dari Bandung yang dilaksanakan di
pendopo ISI dan itu membuat saya kagum melihatnya. Selain itu saya juga melihat
tarian yang tak kalah kerennya. Ada 4 penari yang terus menerus menari,
ahkirnya saya penasaran kenapa orang 4 itu terus menari ? Oh ternyata orang2
tersebut ingin memecahkan rekor Muri, menari selama 24 jam nonstop. Setelah
melihat tarian, kita berempat dengan ditemani mas jendot menuju gedung teater
besar ISI Surakarta.
Baru pertama ini
saya melihat pertunjukan teater secara langsung. Sungguh membuat saya terkagum
kagum dengan aksi tersebut yang kebanyakan dimainkan oleh para pelajar SMP,SMA
dan Mahasiswa. Setelah melihat teater besar kita melihat lagi aksi tari di gedung
teater kecil, tetapi saya kurang tertarik dengan aksi yang ada digedung
tersebut, kita bergegas keluar. Melihat tarian yang digelar dihalaman samping
gedung teater besar. Disitu kita melihat juga tarian yang ada diberbagai
wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah tarian yang berasal dari tegal. Saya
kurang tahu apa nama tarian itu tapi yang jelas dari sekian banyak tarian yang
digelar dihalaman gedung teater besar, tarian tersebut membuat saya sangat
kagum lagi. Waw memang keren indonesia itu.
Akhirnya, pada
pukul 04.30 kita melihat tarian yang bernama tari ganongan yang berasal dari Ponorogo.
Tak mau kalah dengan lainnya tari ganongan tersebut menunjukman kebolehannya
dengan mempertunjukkan atraksi para pemainnya. Tarian ini sangat membius
penonton. Setelah seharian kita melihat banyak tarian akhirnya kita menuju ke
kosnya mas jendot untuk beristirahat dan mandi. Nah setelah selesai semuanya
kita bergegas ke SMK Negeri 8 Surakarta atau SMKI (Sekolah Menengah Kesenian
Indonesia). Sekolah tersebut adalah sekolah Seni seperti halnya ISI namun
tingkat SLTA. Disana saya bertemu Agil (tetangga saya yang bersekolah di SMKI)
dan para seniman salah satunya yang bernama mas Apit (pembarong reog) dan
banyak lagi. Dalam pagelaran ini SMKI juga tidak kalah dengan ISI Surakarta
dalam merayakan hari tari sedunia tersebut. Mereka mempertunjukkan tarian Indonesia
yang dimainkan oleh para siswa, salah satunya reog Ponorogo. Para siswa
membawakan tarian ini sungguh menarik bagi saya. Dia mempunyai kualitas tari
yang bagus. Setelah reog tersebut selesai kita kembali ke kos.
Ditengah
perjalanan tiba2 hujan, dan akhirnya terpaksa kita berteduh disebuah warung
makan yang menjual masakan bernama "Nasi liwet". Wah ternyata rasanya
mantebbb banar (kata orang banjar). Memang nasi liwet sulit dijumpai didaerah
lain karena makanan ini adalah makanan raja keraton Solo (katanya) sambil
membayangkan jadi Raja Solo semalam. Selesai
makan kita kembali ke ISI. Disana kita melihat pertunjukan Tari lagi. Dari
sekian banyak aksi kelompok tari yang saya suka, mungkin semua pernah mendengar
yang namanya tari Saman dari Sumatera. Wawww saya tidak bisa bercerita tentang
ini, hanya satu kata untuk tari ini "amazing". Kekompokan gerakan
adalah salah satu daya tarik tari ini. Sekedar info gaes, tau enggak kalau tari
saman sudah banyak dimainkan negara di dunia. Sudah saatnya kita bangga
memiliki tari ini.
Setelah kita melihat
tari saatnya kita kembali ke kos untuk tidur. Singkat cerita, keesokan harinya
kita berempat pulang. Pukul 10.00 kita begegas pulang. 2 jam telah berlalu. Nah
ini yang menarik, secara tidak sengaja waktu perjalanan bang Rembol Membaca
petunjuk arah yang bertuliskan "Astana giribangung". Wah ini adalah
kompleks pemakaman raja keraton solo ! Kata bang Rembol. Diantaranya disana telah
dimakamkan presiden ke 2 Indonesia H.Muhammad Soeharto atau sering kita sapa
pak Harto. Ahkirnya kita memilih untuk Sowan (b.jawa) kesana. Baru pertama itu
saya dan teman2 sowan kesana. Disana banyak pedagang kecil yang menjual aneka
baju kas kompleks Astana giribangun. Sebelum kita memasuki area pemakaman kita
diwajibkan mengisi daftar pengunjung dan membayar seihklasnya. Ahkirnya kita
memasuki area pemakaman dan masuk ke ruangan yang didalam nya terdapat makam
pak harto,ibu tien (istri pak harto),Bapak dari ibu tien, ibu dari ibu tien,dan
kakak ibu tien. Kelima makam tersebut bersandingan. Didalam ruangan itu kita
berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah SWT dan mendoakan ahli kubur. Setelah
selesai berdoa kita meninggalkan ruangan. Kemudian kita melanjutkan ke makam
raja2 keraton Solo yaitu Astana mangadeg.
Kami juga
mengisi daftar pengunjung serta memlbayar seihklasnya. Butuh waktu setengah jam
untuk sampai di kompleks pemakaman pemimpin kerajaan Solo tersebut. Kita mulai
memasuki kompleks pemakaman. Disana kita dipandu oleh seorang kuncen bagaimana
tatacara untuk berziarah. Sebelum masuk Kita dianjurkan untuk jalan jongkok
untuk menghormati ahli kubur. Kita diruangan itu berdoa sama halnya dengan pada
saat kita di makam pak harto. Setelah selesai kita akhirnya kembali melanjutkan
perjalanan.
Astana Giri Bangun
Satu jam berlalu
kita tiba disebuah pegunungan yang bernama Cemoro Sewu. Waw lagi2 saya kagum
dengan pemandangan pegunungan cemoro sewu, bukit yang indah, dilebati oleh
pohon cemara, serta kabut awan yang terbang rendah, wah serasa di negeri atas
awan, subhanallah, saya tak bisa berkata apa2 selain bisa menatapnya. Disana
kita (saya,Imam,Maman dan bang Rembol) berhenti sejenak untuk beristirahat
sambil minum kopi. Sehabis itu kita lanjut perjalanan lagi.
Tiba2 ditengah
jalan Kita bertemu cewek ditepi jalan yang sedang berfoto dengan temannya. Akhirnya
kita berhenti menyapa cewek2 itu. Akhirnya kita mengajak berfoto dengan cewek
tersebut sayang dia tidak mau hahahaha. Lupakan itu, kita kembali meneruskan
perjalanan. Kita lagi2 tidak sengaja membaca petunjuk arah yang bertulisakan
"Telaga Sarangan". Akhirnya kita tunda perjalanan lagi untuk sejenak
melihat keindahan telaga sarangan. Kita masuk ke telaga sarangan tidak membayar
tiket alias gratis, karena semua tau kalau kita ini orang keren, jadi wajarlah
kalau ga bayar...hahaha. Emang indah ternyata telaga sarangan itu. Banyak
sekali orang berpacaran,memancing dan orang naik kuda,perahu boat yang
disewakan. Khusus untuk perahu boat disewakan 60rb per satu putaran. Akhirnya
karena hari mulai malam kita harus melanjutkan perjalanan pulang.
Sampailah kita di salah satu warung makan di
Magetan disana kita bertemu dengan anggota kepolisian. Beliau bercerita kalau asli
kediri dan Bercerita panjang lebar dengan kita berempat. Setelah adzan maghrib
akhirnya kita melanjutkan perjalanan lagi. Sampai di Ponorogo kita makan nasi
pecel khas ponorogo, sambil menunggu hujan reda. Setelah hujan reda mulai lagi
perjalanan. Tiba tiba disalah satu jalan yang ada di kecamatan sawoo jalan
macet dikarenakan ada perbaikan jalan, kita macet skitar 30 menit. Setelah 2
jam kita akhirnya tibalah di rumah masing masing dengan baju yang basah kuyub.
Setelah saya melihat hari tari sedunia serta
jalan jalan ke Solo dan sekitarnya banyak pelajaran yang saya dapatkan antara
lain saya lebih tahu tentang tari yang ada di negeri tercinta ini, mendapatkan
referensi baru, saya lebih mengerti tentang rasanya menjadi anak kos, dan masih
banyak lagi pengalaman yang saya dapat. Nah itulah sekilas cerita saya tentang
perjalanan ke Solo dan sekitarnya melihat Hari tari sedunia yang ke 9.
Penulis: Gibrellyn L Steaa
Penulis: Gibrellyn L Steaa
Tulisam keren kak,klik disini
ReplyDelete