Saturday 2 April 2016

Pemuda dan Karang Taruna

Oleh: Ebrin

Minggu lalu kami bertemu Pak Tomo dan Bu Mentri di Balai Desa, kami ngobrol cantik untuk membahas tentang kegiatan pemuda yang ingin mengadakan pentas seni setiap bulan di Balai Desa Pulosari (tulisan bisa dilihat disini). Hasil dari perbincangan tersebut masih akan dirapatkan oleh pihak perangkat desa.

Pemuda di sini memiliki kegiatan lumayan banyak dibanding yang lain, khususnya berkaitan dengan seni, misal saja kami punya grub reyog ponorogo (latihan tiap senin dan rabu malam) ,musik calung (latihan hampir tiap sore), dan karawitan. Khusus musik karawitan ada dua tempat untuk kami gunakan sebagai tempat latihan, pertama ada dibarat rumah saya, tepatnya di rumah mbah Jum pada hari Jumat malam dan kedua di desa Ngunut warkop mbah Raji pada Selasa Malam. Tujuannya jelas agar lebih mengenal dasar dasar musik karawitan, bermain karawitan dibutuhkan waktu yang lama  dan latihan yang istiqomah agar bisa mencapai tahap mahir. Kebetulan ketua sanggar disana adalah Pak Tomo (bayan pulosari) kami cukup akrab dengan beliau. Nampaknya beliau senang melihat anak muda seperti kami yang peduli dengan kebudayaan sendiri.

Beberapa kali kami berlatih karawitan ditemani Pak Tomo, beliau mengarahkan bagaimana bermain karawitan yang benar. Sesudah latihan biasanya kami ngopi dulu bersama bapak pengurus sanggar guna evaluasi. Saat itu kami sebangku dengan Pak Tomo. Tiba-tiba mas Pris bertanya kepada beliau. "Gimana pak tindak lanjut tentang rencana kami ?". Pak tomo pun memberi penjelasan kepada kami, bahwa ada bantuan dana dari Desa untuk pementasan di Balai Desa 23 april ini. Ada sekitar 500rb rupiah untuk subsidi acara kami ini. Sebelum melangkah lebih jauh beliau menyarankan pada kami untuk menemui Pak Kamituwo terlebih dahulu. "Sampeyan coba temui Pak Kamituwo, njaluk o saran tentang rencana iki, mbok piye2 Kamituwo kuwi kepala Dusun, dadi kudu ngerti tentang rencanane sampean saiki".

Menindaklanjuti saran Pak Tomo kami berkunjung kerumah Pak Kamituwo dan bercerita jika tanggal 23 April ini pemuda desa akan mengadakan pementasan kesenian di Balai Desa. Nampaknya tanggapan beliau sangat positif dan menerima cerita kami. Lalu disana diberi penjelasan tentang desa saat ini. Terlebih membahas masalah karang taruna. Memang, sampai saat ini karang taruna didesa kami tidak berjalan alias diam ditempat, dan kalau ada kegiatan yang berbau pemuda kami masih mengandalkan slogan pak Heru Cahyono (mantan bupati) yaitu "guyub rukun". Jadi masih gotong royong dalam mengadakan kegiatan, kalau di musik karawitan lagunya yang gini

"ayo, konco, ngayahi karyaning projo kene, kene gugur gunung tandang gawe, sayuk sayuk rukun bebarengan ro kancane, lilo lan legowo, kanggo mulyaning nagoro".

Yaaa, jelas lah kurangnya perhatian dari pihak Desa adalah akar utama masalah tersebut. Padahal setahu kami Pemerintah Desa mempunyai anggaran pembinaan untuk pemuda. Pak Kamituwo menyarankan kami untuk menghidupkan kembali karang taruna terlebih dulu sebelum melaksanakan kegiatan ini, dan merangkul seluruh pemuda yang lainnya. Jangan hanya dusun Karang Tengah saja yang aktif. Dusun seperti Salamrejo, dusun Pulosari juga harus menjadi bagian dari kegiatan ini. Begitu kata pak kamituwo.

Mendengar cerita tersebut kami sudah tidak sabar menunggu rapat bapak/ibu perangkat desa. Mari kita bersama berkerja demi desa yang maju, desa yang dikenal karena pemudanya solid, kompak, kreatif. Jangan sampai dirapat nanti ada satu perangkat desa yang tidak datang. Kalau perlu dirapat nanti salah satu pemuda diajak duduk bareng. Mumpung kami lagi semangat semangatnya untuk memajukan desa.

Dalam berkesenian hal yang terpenting adalah pementasan dan ditonton banyak orang sudah cukup bagi kami.

1 comment: