Monday 21 March 2016

Pemuda dan Desa

Oleh:ebin

Dulu ketika masih SD, saat bulan Agustus Desa Pulosari selalu meriah dengan beragam kegiatan. Mulai balap klereng, panjat pinang, hingga lomba sepak bola antar RW rutin dilaksanakan. Bahkan ditingkat Kecamatan Desa Pulosari selalu diunggulkan, lebih lebih jika Ngunut menyelenggarankan karnaval se Kecamatan Desa kami selalu menduduki juara umum.Entah kenapa? bukannya semakin maju namun Desa saya seakan kehilangan arah. Selain pemudanya sering galau (kayak saya ini), dari pihak Desa juga kurang Ngeh memperhatikan kegiatan yang dilakukan pemudanya.


Sebenarnya jika anda tahu, bahwa Desa saya ini memiliki pemuda yang hebat dan berbakat. Misal saja, bulan ramadhan tahun 2015 lalu, berkat usaha yang keras pemuda Desa Pulosari berhasil menjuarai lomba ronda kreasi. Di tambah lagi grub Reyog Ponorogonya yang sering tampil keluar kota bahkan luar Jawa. Bali misalnya. Ditambah lagi akhir akhir ini kami juga mengadakan latihan karawaitan yang diikuti pemuda Desa. Ingat cah.. Desa yang maju itu adalah Desa yang pemudanya kompak dan solid.Saya rasa kami sudah berusaha keras agar solid dan kompak agar bisa membanggakan nama besar Desa kami. Sedikit bercerita. Jika kita flashback, sebelum ada kegiatan seperti itu pemuda Desa kami tidak bisa terpusat. Dalam arti lebih memilih Desa lain untuk tempat pengembangan dirinya. Malah beberapa tahun lalu sempat mendengar kabar bahwa teman saya ada yang terjerat kasus Narkoba.


Hingga suatu saat dia mengalami keterpurukan dalam hidupnya. Namun perlahan tapi pasti, dengan banyaknya kegiatan lama kelamaan anak itu bisa melupakan kebiasaan negatifnya. Dan Alhamdulilah dia sembuh sampai saat ini.Nah sebenarnya kegiatan semacam ini memberi dampak positif cukup banyak. Selain kami nguri nguri budaya Jawa, belajar bermusik Tradisional juga berlajar berorganisasi dimasyarakat. Disinilah sebenarnya peran dari pemerintah Desa memegang peranan penting untuk pengembangan pemuda. Namun apalah daya ? Nampaknya dari pemerintah Desapun kurang memperhatikan kegiatan kami Padahal generasi muda adalah termasuk aset suatu daerah dan jika ini dibina dengan baik maka kemungkinan para pemuda juga akan memunculkan ide-ide yang selalu segar untuk memajukan suatu daerah atau Desa itu. Ingat kata bung Karno  Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” kata-kata ini menunjukkan bahwa pemuda bisa melakukan sesuatu yang lebih besar bila di arahkan dengan baik dan benar, bukankah pemuda masih butuh bimbingan dan arahan??Ahh..nampaknya pemuda seperti kami ini harus menggunakan pitutur Bung Karno "teruslah bekerja tanpa berharap pada Negara". Bagaimanapun kami ini warga Desa, yang dilindungi sepenuhnya oleh pemerintah dan kami juga punya hak-hak yang harus kita peroleh. Saya jadi ingat bahwa program pemerintah yang katanya "setiap Desa mendapat dana 1 milyar pertahun". Nah saya mulai berfikir dana sebanyak itu kemana ? Untuk apa ?. Daripada berfikir negatif lebih baik kami tanyakan ke yang berwenang Setelah kami berdiskusi dan dibantu beberapa orang, keesokan harinya mas Pris dan Saya pergi ke Balai Desa untuk menanyakan ini lebih lanjut.Kami berdua berangkat jam 11 siang. Setelah tiba di balai Desa kami disambut Pak Bayan Tomo. Pertama tujuan kami datang kesana bertujuan bertemu langsung dengan pak Lurah namun ternyata beliau sedang sakit. Ya sudah, kami ngobrol dengan beliau tentang kegiatan pemuda yang saat ini sedang berjalan. Kebetulan beliau juga penggemar karawitan dan sering latihan bersama kami disalah satu tempat di Ngunut.


Tanggapan Pak Tomo sangat positif dan sepenuhnya mendukung kegiatan kami. Lalu mas rekan saya (mas pris) bertanya mengenai dana untuk kegiatan pemuda. Pak Tomo dengan senang hati memberi penjelasan kepada kami bahwa dana tersebut memang ada untuk pemuda. Semisal untuk kegiatan olahraga, kesenian dan keagamaan. Namun beliau nampaknya tidak bisa memberikan penjelasan gamblang tentang ini. Kami disuruh untuk menemui bu Mentri yang ada didalam ruang kerjanya. Bu Mentri pun menjelaskan kepada kami berdua bahwa anggaran dana untuk Karang Taruna kurang lebih 1jt rupiah pertahun. Kami agak kaget. Tapi saya rasa masih mendingan ada dana untuk membantu kegiatan kami daripada tidak sama sekali. Kemudian bu Mentri menyarankan kepada kami untuk bersabar karena anggaran tersebut masih akan dirapatkan pihak Desa dengan BPD. Disela sela kami membahas dana Karang Taruna rekan saya menyampaikan ide kepada bu Menteri bahwa kami ingin membuat agenda satu bulan sekali pentas di balai Desa. Entah itu reyog, musik calung, karawitan, drama atau kesenian yang sifatya menghibur. Lalu tanggapan bu Mentri sama yang dikatakan pak tomo. Sepenuhnya mendukung, malah tambah bagus bahwa pemuda Desa positif dan aktif. Dalam hati kalo mendukung saja tanpa berbuat sesuatu bagi saya ya kurang pas. Setelah dirasa informasi tersebut cukup akhirnya kami meninggalkan balai Desa. Serta menunggu kejelasan.


Nah jadi disini saya dan teman2 selaku pemuda hanya bisa melakukan hal yang terbaik untuk Desa dengan sekuat kemampuan kami. Memberi dampak positif bagi para pemuda, ingin membanggakan Desa lewat kesenian, belajar berorganisasi, menjadi pemuda yang bermanfaat bagi Desanya dan orang banyak. Agar kelak Desa saya menjadi Desa bisa dikenal kembali seperti dulu terutama sebagai Desa tempat aktivitas pemuda kreatif. Disinilah peran BPD berpengaruh menentukan langkah kami dirapat yang akan segera diselenggarakan dengan pemerintah Desa.Jadi untuk para pemuda yang lain yang merasa kurang ikut andil dalam berorganisasi dimasyarakat ayolah sudah saatnya kita sadar betul bahwa pengembangan diri, pengembangan daerahmu itu tergantung kelompok tergantung inisiatif kalian sendiri. Ndak malah setiap hari galau hanya karena pacarnya. Saya ini ya galauan tapi ya cuman dibatin laahh. Bukan sayabermaksud sombong..namun ketika saya merasa separuh hidup saya sudah diminta oleh masyarakat maka, aku Rela pergi pagi pulang pagi.

2 comments: