Oleh:ebin
Dulu
ketika masih SD, saat bulan Agustus Desa Pulosari selalu meriah
dengan beragam kegiatan. Mulai balap klereng, panjat pinang, hingga
lomba sepak bola antar RW rutin dilaksanakan. Bahkan ditingkat
Kecamatan Desa Pulosari selalu diunggulkan, lebih lebih jika Ngunut
menyelenggarankan karnaval se Kecamatan Desa kami selalu menduduki
juara umum.Entah
kenapa? bukannya semakin maju namun Desa saya seakan kehilangan arah.
Selain pemudanya sering galau (kayak saya ini), dari pihak Desa juga
kurang Ngeh memperhatikan kegiatan yang dilakukan pemudanya.
Sebenarnya
jika anda tahu, bahwa Desa saya ini memiliki pemuda yang hebat dan
berbakat. Misal saja, bulan ramadhan tahun 2015 lalu, berkat usaha
yang keras pemuda Desa Pulosari berhasil menjuarai lomba ronda
kreasi. Di tambah lagi grub Reyog Ponorogonya yang sering tampil
keluar kota bahkan luar Jawa. Bali misalnya. Ditambah lagi akhir
akhir ini kami juga mengadakan latihan karawaitan yang diikuti pemuda
Desa. Ingat cah.. Desa yang maju itu adalah Desa yang pemudanya
kompak dan solid.Saya
rasa kami sudah berusaha keras agar solid dan kompak agar bisa
membanggakan nama besar Desa kami. Sedikit bercerita. Jika kita
flashback, sebelum ada kegiatan seperti itu pemuda Desa kami tidak
bisa terpusat. Dalam arti lebih memilih Desa lain untuk tempat
pengembangan dirinya. Malah beberapa tahun lalu sempat mendengar
kabar bahwa teman saya ada yang terjerat kasus Narkoba.
Hingga
suatu saat dia mengalami keterpurukan dalam hidupnya. Namun perlahan
tapi pasti, dengan banyaknya kegiatan lama kelamaan anak itu bisa
melupakan kebiasaan negatifnya. Dan Alhamdulilah dia sembuh sampai
saat ini.Nah
sebenarnya kegiatan semacam ini memberi dampak positif cukup banyak.
Selain kami nguri nguri budaya Jawa, belajar bermusik Tradisional
juga berlajar berorganisasi dimasyarakat. Disinilah sebenarnya peran
dari pemerintah Desa memegang peranan penting untuk pengembangan
pemuda. Namun apalah daya ? Nampaknya dari pemerintah Desapun kurang
memperhatikan kegiatan kami
Padahal
generasi muda adalah termasuk aset suatu daerah dan jika ini dibina
dengan baik maka kemungkinan para pemuda juga akan memunculkan
ide-ide yang selalu segar untuk memajukan suatu daerah atau Desa itu.
Ingat kata bung Karno “Berikan aku
1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari
akarnya, berikan aku 10
pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia”
kata-kata
ini menunjukkan bahwa pemuda bisa melakukan sesuatu yang lebih besar
bila di arahkan dengan baik dan benar, bukankah pemuda masih butuh
bimbingan dan arahan??Ahh..nampaknya
pemuda seperti kami ini harus menggunakan pitutur Bung Karno
"teruslah bekerja tanpa berharap pada Negara". Bagaimanapun
kami ini warga Desa, yang dilindungi sepenuhnya oleh pemerintah dan
kami juga punya hak-hak yang harus kita peroleh. Saya jadi ingat
bahwa program pemerintah yang katanya "setiap Desa mendapat dana
1 milyar pertahun". Nah saya mulai berfikir dana sebanyak itu
kemana ? Untuk apa ?. Daripada berfikir negatif lebih baik kami
tanyakan ke yang berwenang Setelah kami berdiskusi dan dibantu
beberapa orang, keesokan harinya mas Pris dan Saya pergi ke Balai
Desa untuk menanyakan ini lebih lanjut.Kami
berdua berangkat jam 11 siang. Setelah tiba di balai Desa kami
disambut Pak Bayan Tomo. Pertama tujuan kami datang kesana bertujuan
bertemu langsung dengan pak Lurah namun ternyata beliau sedang sakit.
Ya sudah, kami ngobrol dengan beliau tentang kegiatan pemuda yang
saat ini sedang berjalan. Kebetulan beliau juga penggemar karawitan
dan sering latihan bersama kami disalah satu tempat di Ngunut.
Tanggapan
Pak Tomo sangat positif dan sepenuhnya mendukung kegiatan kami. Lalu
mas rekan saya (mas pris) bertanya mengenai dana untuk kegiatan
pemuda. Pak Tomo dengan senang hati memberi penjelasan kepada kami
bahwa dana tersebut memang ada untuk pemuda. Semisal untuk kegiatan
olahraga, kesenian dan keagamaan. Namun beliau nampaknya tidak bisa
memberikan penjelasan gamblang tentang ini. Kami disuruh untuk
menemui bu Mentri yang ada didalam ruang kerjanya. Bu Mentri pun
menjelaskan kepada kami berdua bahwa anggaran dana untuk Karang
Taruna kurang lebih 1jt rupiah pertahun. Kami agak kaget. Tapi saya
rasa masih mendingan ada dana untuk membantu kegiatan kami daripada
tidak sama sekali. Kemudian bu Mentri menyarankan kepada kami untuk
bersabar karena anggaran tersebut masih akan dirapatkan pihak Desa
dengan BPD. Disela sela kami membahas dana Karang Taruna rekan saya
menyampaikan ide kepada bu Menteri bahwa kami ingin membuat agenda
satu bulan sekali pentas di balai Desa. Entah itu reyog, musik
calung, karawitan, drama atau kesenian yang sifatya menghibur. Lalu
tanggapan bu Mentri sama yang dikatakan pak tomo. Sepenuhnya
mendukung, malah tambah bagus bahwa pemuda Desa positif dan aktif.
Dalam hati kalo mendukung saja tanpa berbuat sesuatu bagi saya ya
kurang pas. Setelah dirasa informasi tersebut cukup akhirnya kami
meninggalkan
balai Desa. Serta menunggu kejelasan.
Nah
jadi disini saya dan teman2 selaku pemuda hanya bisa melakukan hal
yang terbaik untuk Desa dengan sekuat kemampuan kami. Memberi dampak
positif bagi para pemuda, ingin membanggakan Desa lewat kesenian,
belajar berorganisasi, menjadi pemuda yang bermanfaat bagi Desanya
dan orang banyak. Agar kelak Desa saya menjadi Desa bisa dikenal
kembali seperti dulu terutama sebagai Desa tempat aktivitas pemuda
kreatif. Disinilah peran BPD berpengaruh menentukan langkah kami
dirapat yang akan segera diselenggarakan dengan pemerintah Desa.Jadi
untuk para pemuda yang lain yang merasa kurang ikut andil dalam
berorganisasi dimasyarakat ayolah sudah saatnya kita sadar betul
bahwa pengembangan diri, pengembangan daerahmu itu tergantung
kelompok tergantung inisiatif kalian sendiri. Ndak malah setiap hari
galau hanya karena pacarnya. Saya ini ya galauan tapi ya cuman
dibatin laahh. Bukan sayabermaksud sombong..namun ketika saya merasa
separuh hidup saya sudah diminta oleh masyarakat maka, aku Rela pergi
pagi pulang pagi.
Tulisam keren kak,klik disini
ReplyDeleteArtikelnya keren. Follow back ya. KLIK TULISAN INI
ReplyDelete