Thursday 3 March 2016

Camping Perpisahan di Pantai Pangi Blitar

Oleh: Ebril

Liburan beberapa waktu yang lalu bisa dibilang sangat berkesan. Kenapa? Karena liburan kemarin banyak pengalaman baru yang kuperoleh. Aku sempat pergi ke beberapa pantai di tulungagung, juga camping di gunung budheg. Aku nggak tau kenapa namanya gunung.padahal tidak terlalu tinggi untuk bisa disebut gunung, kalau tentang nama budheg setahuku ada legenda bahwa dahulu disana ada seorang pemuda yg bernama jaka budheg. tapi ceritaku kali ini tidak menceritakan pengalaman camping di gunung budheg, tapi tentang pengalamanku camping di pantai pangi….

Pantai pangi adalah salah satu pantai di selatan kota blitar.

Saat itu jumat sore, hpku berbunyi. “ayo nduk sesok melu aku camp ning pantai” begitu sms yang ku terima. Tentu saja aku sangat bersemangat ketika diajak camping di pantai, karena aku belum pernah merasakan, katanya bagus dan bikin ketagihan. Tapi kalau cuma katanya kan ya nggak marem. Iya tho?
Sms itu aku dapat dari mbak Niken, kakak kelas waktu SMP. Hubungan kami masih cukup dekat sampai sekarang, walau kami tidak satu sekolah lagi di SMA. Ceritanya mbak Niken dan kawan-kawannya mau ngadain acara perpisahan karena mereka akan kuliah di kota yang berbeda-beda (mbak Niken dkk ini baru lulus SMA). Saat itu juga aku langsung meng-iya-kan ajakan mbak Niken.
Malamnya aku berpamitan kepada ibuku, waktu itu ayahku sedang kerja keluar kota. Jadi ya aku Cuma berpamitan sama ibu. “buk aku sesok melu camping Mbak Niken ning Blitar, paling mulihku sok emben rodok sore” seperti biasa ibu selalu memperolehkan aku pergi tapi tidak lupa diiringi dengan petuah yang sama setiap aku mau pergi yang sekiranya agak jauh atau agak lama, begini kira-kira
“iyo oleh, ibuk ora arep nglarang awakmu lek arep dolan. Ning ya kudu jelas nandi parane, kudu eroh batesane cah wedhok, kudu eroh endi sing apik karo elek, ibuk percaya karo awakmu dadi awakmu ya kudu iso njaga kepercayaane ibuk”
duh, aku sedikit trenyuh setiap mendengarnya. Karena menurutku sebagai seorang anak perempuan mendapat kepercayaan dari orang tua itu sangat mahal harganya. Masih banyak teman-teman di luar sana yang harus berbohong hanya untuk pergi Karena dilarang orang tuanya untuk ini dan itu. Untung saja kedua orang tuaku tidak seperti itu. Beliau tau aku yang notabene masih seorang remaja labil kalau dikekang bakal berontak. Jadi mereka memilih membebaskanku walau dengan berbagai kata “tapi” dan syarat.



Keesokannya harinya pagi-pagi aku bersiap, aku membawa 3 mie instan, sweater, peralatan makan, facial foam dan sikat gigi. Ehm mungkin waktu itu aku agak blank atau memang aku nggak mau repot bawa banyak barang, padahal sudah tahu mau nginep tapi nggak bawa baju ganti (aku fikir disana nggak ada air buat mandi, pada akhirnya aku menyesali keputusanku ini) ataupun sandal, wktu itu aku pakai sepatu karena aku sempat browsing tentang pantai Pangi, di artikel yang aku baca untuk mencapai pantai Pangi harus jalan kaki, jalananya terjal dan sangat jelek jadi aku putuskan pakai sepatu (tentu saja aku juga menyesali keputusan ku yg tidak membwa sandal). Sekitar jam 9 mbak Niken datang menjemput, dan kami berangkat cussssssss….!!!

Sebelum berangkat ke pantai pangi, kami transit dulu di SMAN 1 Rejotangan, SMA mbak Niken. Karena disanalah tempat yang telah disepakati untuk berkumpul. Sampai disana ternyata sudah banyak yang menunngu. Dan kalian tahu, ternyata aku kenal beberapa teman mbak Niken mereka juga kakak kelasku waktu SMP, mereka sangat enak diajak bicara atau bercanda jadi aku tidak mengalami miskomunikasi hahaha. Oh ya, Kami kesana juga untuk meminjam beberapa tongkat dan tali pramuka yang Akan digunakan untuk mendirikan tenda nanti. Kata mbak Niken awalnya yang mau ikut banyak, tapi pas hari-H banyak yang membatakan dengan berbagai alasan. Sehingga yang berangkat hanya 10 orang, itupun hanya aku dan mbak Niken sebagai cewek dalam rombongan. But, it’s no problem cz we’re strong women yeah! aku ingat apa yang dikatakan mbak Niken saat tau kalau Cuma kami berdua cewek yang ikut “alhamdulillah, sujokno podo gak melu, kanca-kancaku kae podo remponge gek yo aku ra patek kenal karo cah wedoke soale bedo kelas” hahahaha mbak Niken ini memang sedikit tomboy, orangnya santai asyik, pokoknya nggak kayak kebanyakan cewek lainya deh. Setelah Persiapan selesai, dimulailah perjalanan kami menuju pantai Pangi.
Karena aku masih cewek, dan mak Niken juga masih cewek walupun Cuma 3/4nya, kami memutuskan untuk dibonceng cowok. aku dibonceng sama anu, aku lupa namanya ding. Ya pokoknya mas yang bonceng aku ini agak pendiam jadi aku nggak banyak bicara saat di jalan. aku Cuma membayangkan seperti apa pantai pangi itu, bagus nggak yaaa….
Ternyata akses menuju pantai Pangi ini memang sangat ekstrem, jalannya rusak, menanjak dan agak sempit. Ternyata persiapanku memakai sepatu tidak diperlukan, karena para cowok2 ini nekat naik motor sampai pantai, dan yah mereka berhasil sih.. ehm, mataku benar2 dimanjakan dengan pemandangan yang spektakuler banget dehhhh, apalagi pantai Pangi ini masih sepi. Jadi kayak pantai pribadi gituu duh. Kami duduk-duduk sebentar istirahat, tak beberapa lama kami pun mendirikan tenda untuk tidur nanti malam.
Tenda berdiri tegak tak tergoyahkan, kamipun melanjutkan memasak makanan. Oh ya, walaupun masih tergolong sepi dan jauh dari pemukiman untuk mendapatkan air sangat mudah, ada kran air. Waktu itu kami hanya memasak mie. Aku fikir, bakal disibukan dengan mencari kayu dan membuat api seperti biasanya saat aku camping. Tapi ternyata para cowok ini sudah mempersiapkan segalanya looo. Bahkan Mereka bawa kompor. Aku dan Mbak Niken sempet kagetlah, wong biasanya kami ini kalau camping nggembel. Hahaha
Habis makan kenyang dan cuci piring, kami kembali menikmati keindahan pantai. Kami menjelajahi setiap sudut pantai. Dan disinilah aku mulai menyesal karena tidak bawa sandal. Pasir pantainya sangat panas pada siang hari, walaupun angin bertiup kencang dan tergolong dingin. Huh, apa boleh buat aku rampas saja sandal dari salah satu temen mbak Niken hahahaa. Yaa gapapalah, aku kan masih cewek dan mereka cowok.
Di samping pantai ini terdapat sungai. Sungainya cukup lebar, bersih dan airnya sangat segarrrr. Para cowok pada mandi di sungai tersebut. Duuuh pengennya. Tapi aku ingat kalau aku nggak bawa baju ganti, tapi apalah dayaku yang bener2 kepengen ini. Akhirnya aku nekat basah2an dan menikmati air disungai dengan lainnya ahaha
Yah, akhirnya sampai sore aku pake baju baju dan celana yang basah. Serius deh, baju basah dan kering di badan itu awesome bangeeeeettttttt. Lagipula pantainya berangin dan panas, jadi bajuku cepet kering.
Sayangnya pantai pangi ini menghadap ke selatan, hilang sudah harapanku untuk bisa melihat sunset/sunrise di pantai. Sore harinya, langit sangaat indah. Seindah kamu di mataku, eh. saat itu ada beberapa nelayan yang sedang memancing. Kami duduk di depan tenda untuk menikmati hamparan pemandangan pantai selatan kota Blitar ini sekali lagi.
Hari mulai gelap, kami menyalakan lampu minyak yang dibawa sama temannya mbak Niken. Karena disini tidak ada lampu sama sekali, satu-satunya penerangan cuma dari beberapa lampu minyak yang kami bawa. Benar-benar jauh dari polusi cahaya juga polusi suara. Yang terdengar hanya suara ombak, sangat menenangkan.
Acara kami malam ini adalah bakaran ayam, yeyyyy!! Setelah mengumpulan kayu dan menyalakan api, acara dimulai. Yang bikin acara ini istimewa adalah kami semacam ratu karena biasanya jika camping sama mbak Niken dan teman yang lain, kami para cewek yg disibukan dengan ini itu, apalagi dalam hal urusan masak-memasak. Tapi kali ini, kami duduk manis mononton para cowok membakar ayam-ayam imut tersebut hahaha.
Selesai makan ayam, tanpa nasi karena tidak ada yang bawa nasi hmmm. Kami membuat kopi dan teh. Udara dipantai sangat dingin, berangin, dan pasir pantainnya dingin sekali. Ini adalah kedua kalinya aku menyesal karena tidak bawa sandal huhu.




Kami menikmati malam bersama bintang dipinggir pantai ditemani ombak, kopi, teh dan makanan ringan yg dibawa dari rumah. Duuhh ini hal yang sangat berkesan menurutku. Jujur saja, karena bintang-bintang di langit sangat terlihat jelas. Sangaaaaaat indah. Cahaya purba. Bahkan aku melihat banyak bintang jatuh. Apalagi aku yang baru pertama kali melihat pemandangan seperti ini sangat terpesona. Sayang, kami tidak mengabadikan penampakan bintang-bintang karena kamera hp kami tidak bisa menjangkau pemandangan indah diatas.
Aku lupa jam berapa kami kembali ke tenda, karena terlalu terpesona dengan semua yang ada disekitarku, dengan semua yang kulihat. Tapi yang jelas waktu memutuskan kembali ketenda aku sudah tidak kuat dengan udara dinginnya. Masuk tenda, aku dan mbak niken pun tidurrrrr. zZzZzzZZz

Besoknya aku bangun jam 5. Aku sedikit kecewa karena tidak bisa melihat sunrise, tapi mataku ini termanjakan oleh pemandangan langit saat itu. Warna ungu kemerahan. Sangat indah. Aku dan mbak Niken kembali menjelajahi pantai, untuk melihat2 pemandangan.

Setelah sarapan. Kami bersantai. Eeehmm sebenarnya saya kembali tidur hehe. Dan aku bangun (mungkin) pk 9 atau 10 aku lupa. Saat bangun tidur aku kelaparan. Aku masak mie lagi, tapi apalah dayaku, aku memelihara anaconda di perutku. Jadi setelah makan mie aku masih lapar.
Siang itu panas, tapi sangat dingin karena angin. Tak lama ada bapak2 penjual bakso keliling di pantai itu, dan untuk memberi makan anaconda yg masih kelapanran aku memutuskan beli bakso. Hmmm makan bakso dipinggir pantai yg sepi kayak gini emang beda rasanya. Apalagi ditemani lagu Kemesraannya Iwan Fals duhhh. mesraaaa sekali.
Kami memutuskan untuk bersiap pulang, membongkar tenda dan membersihkan sampah. Aku sangat tidak ingin pulang. Aku masih ingin semalam lagi disini, melihat bintang lagi. Tapi harus pulang. Karena bekal kami sudah habis. Sebenarnya tidak masalah kalau mau menginap semalam lagi katanya. Tapi ya itu tadi, kami bakal kelaparan kalau maksa pulang besoknya.
Sungguh, aku tidak ingin hari itu cepat berlalu. Waktu itu aku merengek ke mbak Niken dan berkata, Aku urung sir mulih mbak keeeeen huuuhu *puppy eyes*. Tapi tetap saja kami pulang sore itu. Meninggalkan pantai Pangi, meninggalkan  Blitar menuju Tulungagung tercinta dan menuju rumah masing-masing tentunya.
aku memang sudah beberapa kali camping. Tapi untuk camping di pantai baru pertama kali ini kurasakan. Dan rasanya? Ternyata benar Rasanya bikin ketagihan..

jadi kapan kamu ngajak aku camping di pantai?

Nb: foto dari ig @aliesofy

3 comments:

  1. Pelayanan Yang Professional Dan Ramah
    Di Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.
    Judi Bola dan Live Play Casino

    - Daftar GRATIS
    - Minimal Deposit 20.000
    - Minimal Withdraw 50.000

    Dapatkan Hot Promo Yang Kami Berikan :

    - Bonus Deposit 5000
    - Bonus Refferal Seumur Hidup
    - Bonus Sportsbook 100%
    - Cashback Sportbook 5% - 15%
    - Bonus Deposit Games 10%
    - Cashback Games 5%
    - Bonus Komisi Casino 0,8%

    NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku

    Nikmati 1 ID Untuk Semua Games Seperti :

    - Sports
    - Live Casino
    - Togel
    - Poker
    - Slot Games
    - Nomor
    - Financialac
    - Sabung Ayam

    Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami Di :

    - Live Chat 24 Jam Online
    - No Tlp ( +855962671826 )
    - BBM ( 2BF2F87E )
    - Yahoo ( cs_bolacasino88 )
    - Skype ( bola casino88 )
    - WhatsApp ( +855962671826 )

    ReplyDelete