Oleh: Ebril
Liburan beberapa
waktu yang lalu bisa dibilang sangat berkesan. Kenapa? Karena liburan
kemarin banyak pengalaman baru yang kuperoleh. Aku sempat pergi ke
beberapa pantai di tulungagung, juga camping di gunung budheg. Aku nggak tau kenapa namanya gunung.padahal tidak terlalu tinggi untuk bisa disebut gunung, kalau tentang nama
budheg setahuku ada legenda bahwa dahulu disana ada seorang pemuda yg
bernama jaka budheg. tapi ceritaku kali ini tidak menceritakan
pengalaman camping di gunung budheg, tapi tentang pengalamanku
camping di pantai pangi….
Pantai pangi adalah salah satu pantai di selatan kota blitar.
Saat itu jumat
sore, hpku berbunyi. “ayo nduk sesok melu aku camp ning pantai”
begitu sms yang ku terima. Tentu saja aku sangat bersemangat ketika
diajak camping di pantai, karena aku belum pernah
merasakan, katanya bagus dan bikin ketagihan. Tapi kalau cuma katanya
kan ya nggak marem. Iya tho?
Sms itu aku dapat
dari mbak Niken, kakak kelas waktu SMP. Hubungan kami
masih cukup dekat sampai sekarang, walau kami tidak satu sekolah lagi
di SMA. Ceritanya mbak Niken dan kawan-kawannya mau ngadain
acara perpisahan karena mereka akan kuliah di
kota yang berbeda-beda (mbak Niken dkk ini baru lulus SMA). Saat itu
juga aku langsung meng-iya-kan ajakan mbak Niken.
Malamnya aku
berpamitan kepada ibuku, waktu itu ayahku sedang kerja keluar kota.
Jadi ya aku Cuma berpamitan sama ibu. “buk aku sesok melu camping
Mbak Niken ning Blitar, paling mulihku sok emben rodok sore”
seperti biasa ibu selalu memperolehkan aku pergi tapi tidak lupa
diiringi dengan petuah yang sama setiap aku mau pergi yang sekiranya
agak jauh atau agak lama, begini kira-kira
“iyo oleh, ibuk ora arep nglarang awakmu lek arep dolan. Ning ya kudu jelas nandi parane, kudu eroh batesane cah wedhok, kudu eroh endi sing apik karo elek, ibuk percaya karo awakmu dadi awakmu ya kudu iso njaga kepercayaane ibuk”
duh, aku sedikit trenyuh setiap mendengarnya. Karena menurutku sebagai seorang anak perempuan mendapat kepercayaan dari orang tua itu sangat mahal harganya. Masih banyak teman-teman di luar sana yang harus berbohong hanya untuk pergi Karena dilarang orang tuanya untuk ini dan itu. Untung saja kedua orang tuaku tidak seperti itu. Beliau tau aku yang notabene masih seorang remaja labil kalau dikekang bakal berontak. Jadi mereka memilih membebaskanku walau dengan berbagai kata “tapi” dan syarat.
“iyo oleh, ibuk ora arep nglarang awakmu lek arep dolan. Ning ya kudu jelas nandi parane, kudu eroh batesane cah wedhok, kudu eroh endi sing apik karo elek, ibuk percaya karo awakmu dadi awakmu ya kudu iso njaga kepercayaane ibuk”
duh, aku sedikit trenyuh setiap mendengarnya. Karena menurutku sebagai seorang anak perempuan mendapat kepercayaan dari orang tua itu sangat mahal harganya. Masih banyak teman-teman di luar sana yang harus berbohong hanya untuk pergi Karena dilarang orang tuanya untuk ini dan itu. Untung saja kedua orang tuaku tidak seperti itu. Beliau tau aku yang notabene masih seorang remaja labil kalau dikekang bakal berontak. Jadi mereka memilih membebaskanku walau dengan berbagai kata “tapi” dan syarat.
Keesokannya harinya
pagi-pagi aku bersiap, aku membawa 3 mie instan, sweater, peralatan
makan, facial foam dan sikat gigi. Ehm mungkin waktu itu aku agak
blank atau memang aku nggak mau repot bawa banyak barang, padahal sudah
tahu mau nginep tapi nggak bawa baju ganti (aku fikir disana nggak
ada air buat mandi, pada akhirnya aku menyesali keputusanku ini)
ataupun sandal, wktu itu aku pakai sepatu karena aku sempat browsing
tentang pantai Pangi, di artikel yang aku baca untuk mencapai pantai
Pangi harus jalan kaki, jalananya terjal dan sangat jelek jadi
aku putuskan pakai sepatu (tentu saja aku juga menyesali keputusan ku
yg tidak membwa sandal). Sekitar jam 9 mbak Niken datang menjemput,
dan kami berangkat cussssssss….!!!
Sebelum berangkat
ke pantai pangi, kami transit dulu di SMAN 1 Rejotangan, SMA mbak
Niken. Karena disanalah tempat yang telah disepakati untuk
berkumpul. Sampai disana ternyata sudah banyak yang
menunngu. Dan kalian tahu, ternyata aku kenal beberapa teman mbak
Niken mereka juga kakak kelasku waktu SMP, mereka sangat enak diajak bicara atau bercanda jadi aku tidak
mengalami miskomunikasi hahaha. Oh ya, Kami kesana juga untuk
meminjam beberapa tongkat dan tali pramuka yang Akan digunakan untuk
mendirikan tenda nanti. Kata mbak Niken awalnya yang mau ikut banyak,
tapi pas hari-H banyak yang membatakan dengan berbagai alasan.
Sehingga yang berangkat hanya 10 orang, itupun hanya aku dan mbak
Niken sebagai cewek dalam rombongan. But, it’s no
problem cz we’re strong women yeah! aku ingat apa yang dikatakan
mbak Niken saat tau kalau Cuma kami berdua cewek yang ikut
“alhamdulillah, sujokno podo gak melu, kanca-kancaku kae podo
remponge gek yo aku ra patek kenal karo cah wedoke soale bedo kelas”
hahahaha mbak Niken ini memang sedikit tomboy, orangnya santai asyik,
pokoknya nggak kayak kebanyakan cewek lainya deh. Setelah Persiapan
selesai, dimulailah perjalanan kami menuju pantai Pangi.
Karena aku masih
cewek, dan mak Niken juga masih cewek walupun Cuma 3/4nya, kami
memutuskan untuk dibonceng cowok. aku dibonceng sama anu, aku lupa namanya ding. Ya pokoknya mas yang bonceng aku
ini agak pendiam jadi aku nggak banyak bicara saat di jalan. aku
Cuma membayangkan seperti apa pantai pangi itu, bagus nggak yaaa….
Ternyata akses
menuju pantai Pangi ini memang sangat ekstrem, jalannya rusak,
menanjak dan agak sempit. Ternyata persiapanku memakai sepatu
tidak diperlukan, karena para cowok2 ini nekat naik motor sampai pantai, dan yah mereka berhasil sih.. ehm, mataku benar2 dimanjakan dengan pemandangan yang spektakuler
banget dehhhh, apalagi pantai Pangi ini masih sepi. Jadi kayak pantai
pribadi gituu duh. Kami duduk-duduk sebentar istirahat, tak beberapa lama kami pun mendirikan tenda untuk tidur nanti malam.
Tenda
berdiri tegak tak tergoyahkan, kamipun melanjutkan memasak makanan.
Oh ya, walaupun masih tergolong sepi dan jauh
dari pemukiman untuk mendapatkan air sangat mudah, ada kran
air. Waktu itu kami hanya memasak mie. Aku fikir, bakal
disibukan dengan mencari kayu dan membuat api seperti biasanya saat
aku camping. Tapi ternyata para cowok ini sudah mempersiapkan
segalanya looo. Bahkan Mereka bawa kompor. Aku dan Mbak Niken sempet
kagetlah, wong biasanya kami ini kalau camping nggembel. Hahaha
Habis makan
kenyang dan cuci piring, kami kembali menikmati
keindahan pantai. Kami menjelajahi setiap sudut pantai. Dan
disinilah aku mulai menyesal karena tidak bawa sandal. Pasir
pantainya sangat panas pada siang hari, walaupun angin bertiup
kencang dan tergolong dingin. Huh, apa boleh buat aku rampas saja
sandal dari salah satu temen mbak Niken hahahaa. Yaa gapapalah, aku
kan masih cewek dan mereka cowok.
Di samping pantai
ini terdapat sungai. Sungainya cukup lebar, bersih dan airnya sangat
segarrrr. Para cowok pada mandi di sungai tersebut. Duuuh pengennya.
Tapi aku ingat kalau aku nggak bawa baju ganti, tapi apalah dayaku
yang bener2 kepengen ini. Akhirnya aku nekat basah2an dan menikmati
air disungai dengan lainnya ahaha
Yah, akhirnya
sampai sore aku pake baju baju dan celana yang basah. Serius deh,
baju basah dan kering di badan itu awesome bangeeeeettttttt. Lagipula
pantainya berangin dan panas, jadi bajuku cepet kering.
Sayangnya pantai pangi ini menghadap
ke selatan, hilang sudah harapanku untuk bisa melihat sunset/sunrise
di pantai. Sore harinya, langit sangaat indah. Seindah kamu
di mataku, eh. saat itu ada beberapa nelayan yang sedang
memancing. Kami duduk di depan tenda untuk menikmati
hamparan pemandangan pantai selatan kota Blitar ini sekali lagi.
Hari mulai gelap, kami menyalakan
lampu minyak yang dibawa sama temannya mbak Niken. Karena disini tidak
ada lampu sama sekali, satu-satunya penerangan cuma dari beberapa lampu
minyak yang kami bawa. Benar-benar jauh dari polusi cahaya juga polusi
suara. Yang terdengar hanya suara ombak, sangat menenangkan.
Acara kami malam ini adalah bakaran
ayam, yeyyyy!! Setelah mengumpulan kayu dan menyalakan api, acara dimulai. Yang bikin acara ini istimewa adalah kami semacam ratu karena biasanya jika camping sama mbak Niken dan teman yang lain, kami para cewek yg
disibukan dengan ini itu, apalagi dalam hal urusan masak-memasak.
Tapi kali ini, kami duduk manis mononton para cowok membakar
ayam-ayam imut tersebut hahaha.
Selesai makan ayam, tanpa nasi karena
tidak ada yang bawa nasi hmmm. Kami membuat kopi dan teh.
Udara dipantai sangat dingin, berangin, dan pasir pantainnya dingin
sekali. Ini adalah kedua kalinya aku menyesal karena tidak bawa
sandal huhu.
Kami menikmati malam bersama bintang
dipinggir pantai ditemani ombak, kopi, teh dan makanan ringan yg
dibawa dari rumah. Duuhh ini hal yang sangat berkesan menurutku.
Jujur saja, karena bintang-bintang
di langit sangat terlihat jelas. Sangaaaaaat indah. Cahaya purba.
Bahkan aku melihat banyak bintang jatuh. Apalagi aku yang baru
pertama kali melihat pemandangan seperti ini sangat terpesona.
Sayang, kami tidak mengabadikan penampakan bintang-bintang karena kamera
hp kami tidak bisa menjangkau pemandangan indah diatas.
Aku lupa jam berapa kami kembali ke
tenda, karena terlalu terpesona dengan semua yang ada
disekitarku, dengan semua yang kulihat. Tapi yang jelas waktu memutuskan kembali ketenda aku sudah tidak kuat dengan udara
dinginnya. Masuk tenda, aku dan mbak niken pun tidurrrrr. zZzZzzZZz
Besoknya aku bangun jam 5. Aku sedikit
kecewa karena tidak bisa melihat sunrise, tapi mataku ini termanjakan
oleh pemandangan langit saat itu. Warna ungu kemerahan. Sangat indah.
Aku dan mbak Niken kembali menjelajahi pantai, untuk melihat2
pemandangan.
Setelah sarapan. Kami bersantai.
Eeehmm sebenarnya saya kembali tidur hehe. Dan aku bangun (mungkin)
pk 9 atau 10 aku lupa. Saat bangun tidur aku kelaparan. Aku
masak mie lagi, tapi apalah dayaku, aku memelihara anaconda di
perutku. Jadi setelah makan mie aku masih lapar.
Siang itu panas, tapi sangat dingin
karena angin. Tak lama ada bapak2 penjual bakso keliling di pantai
itu, dan untuk memberi makan anaconda yg masih kelapanran aku
memutuskan beli bakso. Hmmm makan bakso dipinggir pantai yg sepi
kayak gini emang beda rasanya. Apalagi ditemani lagu Kemesraannya
Iwan Fals duhhh. mesraaaa sekali.
Kami memutuskan untuk bersiap pulang,
membongkar tenda dan membersihkan sampah. Aku sangat tidak ingin
pulang. Aku masih ingin semalam lagi disini, melihat bintang lagi.
Tapi harus pulang. Karena bekal kami sudah habis.
Sebenarnya tidak masalah kalau mau menginap semalam lagi katanya.
Tapi ya itu tadi, kami bakal kelaparan kalau maksa pulang besoknya.
Sungguh, aku tidak ingin hari itu
cepat berlalu. Waktu itu aku merengek ke mbak Niken dan berkata, Aku
urung sir mulih mbak keeeeen huuuhu *puppy eyes*. Tapi tetap saja
kami pulang sore itu. Meninggalkan pantai Pangi, meninggalkan Blitar menuju Tulungagung tercinta dan menuju rumah masing-masing tentunya.
aku memang sudah beberapa kali
camping. Tapi untuk camping di pantai baru pertama kali ini
kurasakan. Dan rasanya? Ternyata benar Rasanya bikin ketagihan..jadi kapan kamu ngajak aku camping di pantai?
Nb: foto dari ig @aliesofy
Pelayanan Yang Professional Dan Ramah
ReplyDeleteDi Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.
Judi Bola dan Live Play Casino
- Daftar GRATIS
- Minimal Deposit 20.000
- Minimal Withdraw 50.000
Dapatkan Hot Promo Yang Kami Berikan :
- Bonus Deposit 5000
- Bonus Refferal Seumur Hidup
- Bonus Sportsbook 100%
- Cashback Sportbook 5% - 15%
- Bonus Deposit Games 10%
- Cashback Games 5%
- Bonus Komisi Casino 0,8%
NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku
Nikmati 1 ID Untuk Semua Games Seperti :
- Sports
- Live Casino
- Togel
- Poker
- Slot Games
- Nomor
- Financialac
- Sabung Ayam
Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami Di :
- Live Chat 24 Jam Online
- No Tlp ( +855962671826 )
- BBM ( 2BF2F87E )
- Yahoo ( cs_bolacasino88 )
- Skype ( bola casino88 )
- WhatsApp ( +855962671826 )
Tulisam keren kak,klik disini
ReplyDeleteArtikelnya keren. Follow back ya. KLIK TULISAN INI
ReplyDelete