Awalnya sederhana, hanya
mengenalkan reog ke mereka. Ah bukan, hanya mengajak mereka menari reog
Ponorogo tepatnya. Kok bukan reog Tulungagung? Mungkin ada yg bertanya
demikian. Bukan diskrimani atau tidak cinta produk lokal. Hanya kebetulan saya
lebih ngerti reog Ponorogo dibanding reog Tulungagung.
Hari ini adalah hari terakhir
kami bekerjasama untuk event ini, diesnatalies SMA N 1 Ngunut. meskipun
tergolong baru, kami sudah melakukan beberapa kali kolaborasi tanpa ikatan tetap dengan kelompok lain. Mungkin ini yg terlama sekitar
2 bulan mulai proses hingga pementasan. Proses 2 bulan bukan dilalui dengan
lancar-lancar saja, pasti ada dinamika mulai dari tari yang itu-itu saja,
hingga jadwal latihan yang berbenturan dengan jadwal les, tambahan di sekolah
atau malah jadwal kencan mereka. Untungnya kami sanggup menjalani hal tersebut.
Dalam
waktu tersebut, sangat jarang saya mengajak mereka diskusi, ngobrol atau
bercanda diluar jadwal latihan. Banyak hal yang dulu saya pegang, untuk
Pementasan SMA ini saya serahkan pada Ebrin (biasa dipanggil pitik). Mulai dari
proses negoisasi biaya hingga pementasan, sangat sedikit saya ikut campur. Begitupula
untuk kekaryaan, kebetulan kita sudah punya karya yang hampir jadi, sehingga
tinggal tambal sulam.
Hingga
tiba hari pementasan, Ebrin masih
memegang kendali dengan baik. Hal ini tentu tidak dapat dilalui sendiri, pasti
ada dukungan dari pihak sekolah, penari, dan kru, kalian semua luar biasa. Hingga
selesai pentas, kami sempat ngobrol basa-basi, sedikit curhat dan ucapan terima
kasih.
setelah pentas, saya kebetulan satu pikep
dengan anak2 SmA tsb. Kami pun saling bercerita. Mulai dengan almamater yg sama
hingga kisah asmara. Biasa, anak muda, selalu asmara untuk bumbunya. Semacam
"realita cinta dan reog n roll". Yg menarik, ketika hampir sampai
base camp, terlihat gurat kekecewaan di wajah mereka. Bahkan ada yg sempat
berujar. Yah, sudah sampai, padahal ini terakhir kita bertemu. Seolah-olah
sudah tidak ada waktu untuk besok, atau sedemikian kangennya mereka dengan saya
( hahahaa).
Bukankah
setiap pertemuan pasti ada perpisahan? Mengutip salah satu kata seorang teman.
"Pertemuan adalah perpisahan yg tertunda".
Selamat,
kalian warbiasa. Sampai jumpa di event selanjutnya.
Tulisam keren kak,klik disini
ReplyDelete