Thursday 2 April 2015

KYAI UPAS PADA JAMAN PERANG KEMERDEKAAN

Pada tahun 1946 Bapak Gubernur Soerjo pernah menyerukan kepada rakyat seluruh Jawa Timur agar semua pusaka-pusaka daerah yang ampuh milik rakyat dikeluarkan dan dipergunakan untuk membendung kemajuan gerak tentara kolonial Belanda yang ingin menjajah kembali.

Pada Waktu itu datanglah utusan Bung Tomo yang mengaku bernama Nangkulo beserta 2 orang temannya di Tulungagung dengan naik mobil yang kemudian menghadap P.A Sosrodhiningrat Bupati Tulungagung, mohon diizikan membawa Kyai Upas ke garis depan.

Pusaka diserahkan dan terus dibawa ke Somobito. Dalam kenyataan musuh tidak terus maju, tetapi berhenti di desa Curahmalang. Kyai Upas berada di garis depan selama ± 3 bulan dan diantarkan kembali ke Tulungagung oleh R. Moesono Bupati Surabaya dengan didampingi oleh R.M. Moenoto Notokoesoemo Komisaris Polisi Kota Surabaya (pewaris pusaka) dengan naik mobil dinas yang disupiri oleh orang bernama Badjuri (juga sekarang sudah pensiun dan bertempat tinggal di Wonokromo Surabaya).

Ketika Kyai Upas dibawa ke garis depan didampingi pula oleh 2 buah pusaka berupa tombak berasal dari Pringgopuran desa Kutoanyar tetapi 2 pusaka ini tidak kembali (hilang).

No comments:

Post a Comment