Pada tahun 1946 Bapak Gubernur Soerjo
pernah menyerukan kepada rakyat seluruh Jawa Timur agar semua
pusaka-pusaka daerah yang ampuh milik rakyat dikeluarkan dan
dipergunakan untuk membendung kemajuan gerak tentara kolonial Belanda
yang ingin menjajah kembali.
Pada Waktu itu datanglah utusan Bung Tomo
yang mengaku bernama Nangkulo beserta 2 orang temannya di Tulungagung
dengan naik mobil yang kemudian menghadap P.A Sosrodhiningrat Bupati
Tulungagung, mohon diizikan membawa Kyai Upas ke garis depan.
Pusaka diserahkan dan terus dibawa ke
Somobito. Dalam kenyataan musuh tidak terus maju, tetapi berhenti di
desa Curahmalang. Kyai Upas berada di garis depan selama ± 3 bulan dan
diantarkan kembali ke Tulungagung oleh R. Moesono Bupati Surabaya dengan
didampingi oleh R.M. Moenoto Notokoesoemo Komisaris Polisi Kota
Surabaya (pewaris pusaka) dengan naik mobil dinas yang disupiri oleh
orang bernama Badjuri (juga sekarang sudah pensiun dan bertempat tinggal
di Wonokromo Surabaya).
No comments:
Post a Comment