Pusaka Kyai Upas telah dipelihara dengan
secara tradisional oleh keturunan Bupati Ngrowo. Tugas pemeliharaan ini
termasuk suatu kewajiban.
Adapun yang menerima penyerahan tugas
paling akhir berdasarkan keputusan bersama dari keluarga Bupati
Pringgokoesoemo ialah R.M Moenoto Notokoesoemo. Tugas ini juga
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ketika P.A Sosrodiningrat masih menjabat
Bupati Tulungagung maka upacara siraman pada tiap tahunnya dilaksanakan
dengan sangat teliti menurut tradisinya.
Selain upacara peralatan lengkap, pada
malam harinya para sesepuh, pejabat-pejabat Pamong Praja dan Dinas
Jawatan bersama istrinya didatangkan untuk melihat pertunjukan wayang
purwo semalam suntuk. Biaya penyelenggaraan siraman dipikul bersama oleh
keluarga R.M Moenoto Notokoesoemo. Setelah R.M Moenoto Notokoesoemo
meninggal dunia, maka penyelenggaraan siraman diadakan secara sederhana
oleh janda almarhum, yaitu Ibu Moenoto Notokoesoemo.
Diantara Bupati-bupati sesudah Pangeran
Sosrodiningrat maka Bupati K.D.H R. Soenardi menaruh perhatian besar
terhadap upacara siraman ini. Beliau telah menghadiri upacara
bersama-sama stafnya dari anggota D.P.R.D.G.R. Pernah disampaikan sumbangan uang untuk kepentingan selamatan juga selubung pusaka sebagai ganti selubung yang lama.
No comments:
Post a Comment