Friday 23 June 2017

Jomblo dan Cerita Surga Tentang Pernikahan

Menjadi jomblo merupakan salah satu tantangan yang bertumpuk-tumpuk. Makanya tidak semua  orang mampu menjalaninya dengan baik dan benar. Sampai halal begitu biasanya kami menguatkan diri.

Lebaran, halal bi halal dan reuni adalah tempat dimana seolah jomblo adalah kesalahan genetic.  Lebaran misalnya merupakan satu dari sekian cobaan jomblo, pertanyaan kapan nikah? Mana calonnya? Loh kok masih sendiri? Bukanlah pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Hanya saja hal ini merupakan pertanyaan yang membosankan dan kayaknya ndak perlu dijawab.

Belum lagi kalau reuni kawan sekolah pertanyaan ini menjadi lebih berat untuk dijawab. Reuni yang seharusnya bisa menjadi ajang silaturahmi yang menarik menjadi seperti medan perang. Kita para jomblo tahu kalau nikah itu enak. Tentunya kita juga tahu bahwa ndak selamanya enak, pasti ada ndak enaknyalah.

Nah reuni yang kami harapkan adalah mereka yang sudah nikah menawarkan saudaranya, kenalannya atau siapalah pada kami. Siapa tahu cocok. Jangan malah diceritakan pas ndak enaknya. Yang mertua galak, ternyata pasangannya brengsek atau kesulitan beli susu. Pliss jangan lah.

Reuni kali ini saya harus dihadapkan dengan permasalahan keluarga salah satu kawan. Dia sudah pisah, single parent sekarang. Duh, menjadikan keinginan kami untuk move on jadi drop separuh.


Mbak mas, kita pingin cerita surga. Bukan neraka yang seperti njenengan alami. Jangan-jangan saat anda memilih pasangan dulu hanya bertujuan untuk mengendurkan syaraf yang tegang atau malah hanya untuk agar tidak disebut jomblo. Kan jadi gimana gitu.

1 comment: